waktu terus bergerak menghabisi kita, maka yang bisa kutinggalkan adalah jejak-jejak cerita
Sunday 3 December 2017
Belajar dari Sebuah Gambar
Saturday 18 November 2017
Bahasa Orang Tua dan Anak
gambar Asma untuk Ayah dan Bunda |
_____
Saya, Bapak, dan Mama, 2015 |
Terima kasih Bapak dan Mama sudah merawat aku
Saturday 11 November 2017
Teman yang Paling Setia
......
ketika kita ada dalam kesusahan yang amat sangat, kita kemudian berharap ada teman yang bisa membantu kita.
diantara teman-teman yang kita punya, tentu ada seorang teman yang plg kita andalkan dan utamakan dari yang lain. datanglah kita padanya.
"aku sedang sangat kesusahan, maukah kau membantuku?" // "maaf aku tak bisa sama sekali membantumu dalam hal ini."
kita berpikir ‘ah tak apa, aku masih ada teman yg lain’. teman ini adalah teman yg lebih sering diingat ketika teman pertama tidak ada.
"temanku, aku sungguh dalam kesulitan, dapatkah kau membantuku?" // "tentu aku begitu ingin membantu, tapi apa daya, aku hanya bisa membantumu setengah jalan saja."
kita sedih, karna merekalah teman terakhir yang kita punya. padahal kita perlu seorang yang bisa membantu hingga akhir. kemudian kita resah, diliputi ketakutan dan hampir putus asa.
tiba-tiba datanglah seorang teman. namun tanpa diminta, ia menghampiri kita. ia adalah teman yang sering kita jauhi dan lupa. saking jarang menghiraukan kehadirannya, kita pun hampir tak mengenalinya.
“kau bisa membantuku?”
ia tersenyum “tentu saja. aku tak akan membiarkanmu di sini sendirian. jangan takut, aku akan slalu mendampingimu & aku yang akan meringankan beban-beban mu”
kemudian kita menyesal telah banyak meninggalkan dan melupakannya. kita baru sadar bahwa teman yang kita anggap menyusahkan justru adalah teman kita yang paling setia.
......
Sekilas cerita diatas adalah perumpamaan.
Kesusahan adalah kematian.
Teman pertama adalah harta.
Teman kedua adalah kerabat.
Dan teman ketiga adalah amal ibadah.
Ketika kita hidup,
Kita begitu mencintai dan mengejar harta
Tapi harta tidak bisa menemani, bahkan menyelamatkan setelah kita mati.
Kita memiliki keluarga dan teman dekat. Baik buruknya kita, mereka yg slalu menemani. Tapi sebatas itu. Persaudaraan dan persahabatan yg tak dilandasi iman hanya bs menemani hingga kita dikuburkan. Kemudian mereka pergi satu per satu. Meninggalkan kita di dalam kubur. Sendiri.
Sedangkan, ibadah dan amal kebaikan adalah hal yg kita hindari, yg paling sering dgn mudah kita tinggalkan, yg kebanyakan di antara kita menganggap kuno, norak, atau berlebihan. Kita lupa. Kita lupa bahwa hidup ini punya tujuan. Bahwa hidup ini sejatinya memiliki ujung. yaitu kematian.
________
________
"Yang mengikuti mayit sampai ke kubur ada tiga, dua akan kembali dan satu tetap bersamanya di kubur. Yang mengikutinya adalah keluarga, harta dan amalnya. Yang kembali adalah keluarga dan hartanya. Sedangkan yang tetap bersamanya di kubur adalah amalnya." (HR. Bukhari, no. 6514; Muslim, no. 2960)
Ya Allah, tolonglah aku untuk selalu mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu dan beribadah dengan baik kepada-Mu.
________
________
Sudah kau jagakah teman setiamu?
Minggu ke-45
dalam 1Minggu1Cerita
Solo, 11 November 2017
Friday 10 November 2017
Rela itu Pahlawan
kita bisa saja hidup hanya fokus mengejar apa yang kita ingin kejar, menghabisi tiap apa yang kita jadikan ambisi, mencintai apa yang sedari dulu kita cita-citai.
tapi apa maknanya hidup mendapatkan semua dan menikmatinya sendirian? setelah mendapatkan satu, kita kembali mengejar sesuatu yang baru, mengejar target yang baru lagi, dan mengejar lagi. sebuah hidup yang hanya berupa pengulangan tanpa makna.
makna kebahagiaan itu bukan dari seberapa banyak yang kita dapatkan tapi seberapa banyak yang mampu kita berikan. maka jangan berhenti menebar kebaikan dan manfaat bagi siapa saja yang kita jumpa, di mana saja kita berada, dan dengan apapun yang kita punya.
relawan yang sibuk berbagi tiada sadar bahwa sesungguhnya mereka telah menjadi 'pahlawan' bagi kehidupan orang lain di luar sana. untuk para relawan, selamat hari pahlawan 😊
Sunday 29 October 2017
Lelah adalah Anugerah
setiap dari kita pasti sedang memperjuangkan sesuatu. dalam proses itu akan ada masa di mana kita merasa lelah dan ingin menyerah. wajar sih, karena tidak ada perjuangan yang tidak melelahkan.
tapi bersyukurlah atas rasa lelah. karena lelah adalah tanda bahwa kita sedang berjuang. lelah adalah tanda bahwa kita sedang bergerak. lelah adalah tanda bahwa kita sedang berubah menjadi lebih baik setiap harinya.
jika perasaan lelah itu datang, ingatlah kepada Allah yang telah mengaruniai kita waktu, kesempatan, kemampuan, kesehatan, kehidupan, yang tentunya tanpa semua itu, mustahil kita bisa merasa lelah. dengan demikian kita bisa merasa justru lelah adalah nikmat.
ingatlah pula kepada mereka yang tiada alpa hadir di samping kita dan mengingat kita dalam doa-doanya. ada banyak orang yang ingin kita bahagiakan. maka lelah itu tak seberapa, jika bisa membahagiakan orang orang yang kita sayang adalah gantinya.
maka khawatirlah jika hari-hari kita berlalu dengan nyaman-nyaman saja atau hanya berlalu dengan biasa-biasa saja. tanyakanlah pada diri kita sendiri, jangan jangan selama ini kita tak pernah kemana-mana? jangan-jangan kita hanya sedang berhenti. diam di satu tempat.
Sunday 1 October 2017
Adil dalam Mengambil Keputusan
Kita bisa mendengarkan kata semua orang. tapi kita tidak bisa mengikuti semua kata orang
Adil itu tidak bisa terdefinisikan. yang dirasa adil bagi seseorang belum tentu adil untuk orang lain.
Bahkan, seorang hakim yang harus adil memutus perkara pun, putusannya tetap dirasa tidak adil bagi salah satu pihak. Tapi serumit apapun itu, seorang hakim harus berani mengambil sebuah keputusan. Hakim tidak bisa menuruti kemauan semua pihak, tugas hakim adalah mendengar kedua belah pihak, mencari jalan tengah, dan memutuskan.
Setiap hari, kita adalah hakim bagi diri kita sendiri. Itulah mengapa, hendaknya sebelum kita melakukan atau menyampaikan sesuatu, kita harus belajar melihat dari berbagai sisi, mendengar dari berbagai pihak, dan menelaah apa sebab dan akibat atas apa yg akan kita lakukan.
Yang terpenting adalah bagaimana kita selalu berusaha melibatkan Allah dalam mengambil keputusan. Semoga dengan terus mendekatkan diri padaNya, setiap apapun keputusan yang nantinya kita ambil, ada Hakim Yang Paling Adil yang akan menggerakkan hati dan mengarahkan langkah kita menuju jalan yang terbaik.
Semoga dengan terus mendekatkan diri padaNya, setiap reaksi atas keputusan yang kita ambil, dapat kita sikapi dengan sabar dan lapang dada.
Selama niat kita baik, cara kita baik, itikad kita baik, inshaallah setiap keputusan kita akan menemukan jalannya yang terang. Jika hikmahnya belum didapat sekarang, mungkin dirasakan suatu saat yang akan datang.
1Minggu 1Cerita
Yogyakarta, 1 Oktober 2017
Sunday 17 September 2017
Kemampuan Kita (tidak) Terbatas
Berjuanglah tanpa batas,
karena satu-satunya batas,
adalah saat di mana kita kembali pada Yang Di Atas
Sunday 3 September 2017
Harapan dalam sebuah Cobaan
Kalau kata ustadz , setiap orang hidup pasti punya cobaan, cobaannya beda-beda, ada yang dcoba di hubungan dengan orang tuanya, hubungan dengan saudaranya, ada yang dicoba di hubungan dengan suami/istrinya, ada yang dicoba di jodohnya, kesehatannya, karirnya, sekolahnya, lingkungannya, dll.
Dan biasanya cobaannya itu di hal yang paling dia cinta dan dia jaga. Maryam yang sangat menjaga kesuciannya dicoba dengan tiba-tiba memiliki anak tanpa suami, Ibrahim yang menanti anak lama dicoba dgn diperintahkan menyembelih anaknya,. insya Allah pasti ada jalan kalo kita semakin mendekat ke Allah.
1Minggu 1Cerita
Klaten, 3 September 2017
Thursday 17 August 2017
17an dalam 1-7an
17 Agustus 2017
Tuesday 11 July 2017
Eksistensi
Percayalah mata, hati, dan telinga adalah perekam yang terbaik-Prawitamutia-
Monday 19 June 2017
Kenapa ya
Kenapa ya perihal perasaan cinta begitu mengaduk dan menguasai sebagian besar kepala kita. Entah perihal jatuh cinta, cinta dalam hati, bertepuk sebelah tangan, diputusin, diselingkuhin, dll. Tapi ya namanya perasaan, kita gabisa sih memaksakan orang lain untuk tidak memikirkan atau membesarkannya seolah hidup ini hampa tanpa cinta darinya, padahal masih banyak lho orang yang sayang kita.
Maksudku, ayo dong, semakin hari kita semakin dewasa lho dan waktu kita makin berkurang. Ada begitu banyak hal yang juga harus kita perhatikan daripada sekedar meratapi status jomblo. Jodoh kita udah ada dan pasti kok, bahkan jauh sebelum kita lahir di dunia.
Kenapa kita ga memenuhi pikiran kita dengan segala hal di sekitar kita yang harus diperhatikan dan butuh aksi nyata dari kita.
Gimana nasib orang di sekitar kita yang kurang mendapat akses pendidikan, gimana orang di sekitar kita tidur berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya, kita bisa bantu apa ya
sepuluh hari terakhir ramadhan apa yang sudah kita lakukan ya, banyak banget buka bersama fancy yang harus didatengin nih,
siapa aja sih nabi rasul kita, siapa aja sih sahabat nabi yang dijamin masuk surga, kayanya kita lebih hafal aktor korea, artis hollywood, atau personil boyband deh daripada nabi dan sahabatnya, emang amalannya apa ya kok bisa dijamin masuk surga,
kuliah, skripsi kita bagaimana ya kabarnya, padahal teman teman yang lain bisa lho kenapa kita enggak ya, jangan jangan ada yang salah nih sama diri kita
teman kita yang lama tidak pernah kita sapa, ada di mana ya sekarang, bapak ibu sekarang lagi apa ya, kakak adek sekarang lagi suka apa ya, kapan ya terakhir ngobrol
waktu lihat tv kok ada operasi tangkap tangan KPK, siapa sih yang ditangkap, apa ya kasusnya,
kok sekarang dimana mana teriak intoleran, emang kenapa sih kok tiba tiba semua panik, akar masalahnya apa ya, jangan jangan kita cuma ikut ikut cinta Pancasila teriak toleransi, tapi melihat keyakinan orang lain untuk berpakaian aja kita memandang sebelah mata,
kenapa ya kalo buka hp ngelihat berita artis kita ketawa sendiri bacain komennya, kita heran sama orang yang komen seenaknya,nyinyir sekenanya, haha kenapa sih orang orang ini ngurusin hidup orang lain, tapi ga sadar kita menikmati dan terus cari berita yang serupa, kenapa ya kita
terus pas buka youtube ada siaran ulang, ada anak 8 tahun yang hafal 30 juz Alquran, hafalan kita sampai mana ya, kapan terakhir kita baca alquran,..
ada video orang ga punya tangan kaki,atau ga bisa melihat, sampai susah payah untuk datang ke masjid, pas azan kita ngapain ya,
kenapa hati kita ga tergerak ya…
Banyak hal yang harus lebih kita perhatikan, tapi kita sibuk dengan urusan kita sendiri. Kita sibuk menangisi kisah percintaan kita yang bahkan udah dijamin sama Allah endingnya. Sedangkan “ending” hidup kita, karya kita, manfaat apa yang bisa kita tinggalkan, itu ga dijamin sama Allah. Kita yang harus bergerak dan berubah.
Sekali kali mungkin kita perlu membuka mata hati telinga kita dan bertanya dalam hati, kenapa ya, aku harus melakukan apa ya untuk ikut memperbaiki semuanya….
Tidak bermaksud menggurui, hanya mengajak untuk merenungi
Yogyakarta,
20 Juni 2017
Monday 5 June 2017
Titik Buta
tidak semua broadcast membosankan untuk dibaca. seperti salah satu yang entah siapa dulu pertama kali menulisnya, menurut saya ini adalah penggambaran sederhana namun menarik tentang "nasihat". terima kasih untuk siapapun pertama kali yang memantik untuk menuliskannya.barusan saya tidak sengaja menemukannya di notes hp saya dan telah saya tambahkan beberapa bagian. semoga yang singkat ini bisa bermanfaat.
semua atlet memiliki pelatih. padahal jika antara pelatih dan atletnya disuruh bertanding, belum tentu pelatihnya akan menang.
mungkin kita bertanya-tanya, mengapa seorang atlet butuh pelatih kalau bisa saja justru ia yang akan menang melawan pelatihnya?
ketahuilah bahwa seorang atlet butuh pelatih bukan karena pelatihnya lebih hebat, tapi karena ia membutuhkan seseorang untuk mengingatkan, mendorong, memotivasi, mengkoreksi, dan melihat hal-hal yang “tidak dapat dia lihat sendiri".
hal yang tidak dapat kita lihat dengan mata sendiri itu yg disebut “blind spot” atau “titik buta”. kita hanya bisa melihat “blind spot” dengan bantuan orang lain.
dalam hidup, kita butuh orang-orang untuk mengawal kehidupan kita, sekaligus untuk mengingatkan kita seandainya prioritas hidup kita mulai bergeser.
kita butuh orang lain yang
- menasihati,
- mengingatkan, bahkan
- menegur jika kita mulai melakukan sesuatu hal yg keliru, yg mungkin tidak kita sadari.
kita butuh kerendahan hati untuk
- menerima kritikan,
- menerima nasihat, dan
- menerima teguran
karena hal itulah yang justru menyelamatkan kita.
kita bukan manusia sempurna.
jadi, biarkan orang lain menjadi “mata” di area blind spot kita, sehingga kita bisa melihat apa yang tidak bisa kita lihat dgn pandangan kita sendiri.
maka bersyukurlah jika masih ada yang mau repot repot menegur atau menasihati kita, itu berarti mereka masih peduli dan ingin kita berubah menjadi lebih baik.
begitupun, tak perlu resah jika ada orang yang mengatakan dalam diri kita ada sesuatu yang salah. berbesar hatilah. bukankah hal itu bisa jadi bahan kita untuk bermuhasabah?
dan yang tidak boleh dilupakan, sudah pasti seorang pelatih akan mengingatkan atletnya dengan tujuan kebaikan, bukan dengan tujuan untuk menjatuhkan. maka di kala kita sedang berperan menjadi "pelatih" bagi orang lain maka sampaikanlah dengan cara yang baik.
mari saling menasihati (dengan baik) di dalam kebaikan ☺
Orang-orang yang bertakwa tidak ada tanggung jawab sedikit pun atas (dosa-dosa) mereka; tetapi (berkewajiban) mengingatkan agar mereka (juga) bertakwa.
(QS Al-An'am: 69)
Serulah (manusia) kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Rabb-mu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.(QS An-Nahl: 125)
Dan dia termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang. (al-Balad: 17)
Berilah nasihat kepadaku ketika aku sendiri, dan jauhilah memberikan nasihat di tengah-tengah keramaian. karena nasihat di tengah-tengah manusia itu termasuk satu jenis pelecehan yang aku tidak suka mendengarkannya. jika engkau menyelisihi dan menolak saranku
maka janganlah engkau marah jika kata-katamu tidak aku turuti
-Imam Syafii-
Saturday 27 May 2017
Ramadhan
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ ۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ
Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah.
QS. Al Baqarah 185
Alhamdulillaah Allah memberi kita kesempatan untuk bertemu dengan bulan Ramadhan tahun ini. Mari kita maksimalkan kesempatan ini sebagai momen untuk mebuat perubahan hidup ke arah yang lebih baik. Mungkin adalah Ramadhan terakhir kita. Maka kita harus membuat ini menjadi Ramadhan terbaik selama hidup kita. Karena kita tidak pernah tahu apakah kita masih akan mendapatkan kesempatan bertemu kembali dengan bulan Ramadhan yang selanjutnya :") Bismillaah, happy fasting!
Saturday 20 May 2017
20 Mei ke 25
Terima kasih bapak dan mama sudah merawat, mendidik, dan menyayangi aku dengan sepenuh hati. Semoga Allah selalu menyayangi dan memberkahi bapak dan mama di dunia hingga di akhirat nanti. Terima kasih bapak dan mama sudah memberi aku nama Bangkit. Sejatinya, bapak dan mama lah alasanku untuk selalu bangkit.
Sunday 14 May 2017
Seringnya Kita
Seringnya kita tertawa lebar saat dilimpahi nikmat,mengekspresikan kebahagiaan kita seolah dunia harus tau segalanya. tak peduli apakah saudara disamping kita sedang dalam kesulitan yang pelik, atau sedang punya beban yang melilit. Yang penting kita sedang bahagia. Itu saja.
Seringnya saat kita lelah, kita berharap ada bahu yang setia menawarkan diri menjadi sandaran, ada tangan yang rela memberikan pijatan menghilangkan pegal dikaki dan kebas ditangan, atau seminimalnya ada tangan yang menepuk pundak kita meyakinkan bahwa kita masih kuat, atau sekedar tatapan teduh yang mengisyaratkan bahwa masih ada kawan yang senantiasa bersedia membersamai. Itu sering jadi harapan kita terhadap orang lain, tapi sebaliknya jika orang lain yang mungkin kelelahan; jangankan untuk meringankan lelahnya, meliriknya dan menanyai kabarnya pun, seringkali kita tak sempat. Kita masing-masing sibuk dalam dunia kita sendiri.
Seringnya kita saat memberikan amanah kepada orang lain, berharap orang itu mampu bekerja dengan professional dan baik. Kita hanya mengharapkan mereka bekerja dengan baik. Namun jarang sekali kita berusaha mengetahui beban-beban pribadinya semisal kesehatan, finansial dan akademik, apakah semua itu juga berjalan dengan baik ataukah tidak?. Seringnya kita lupa, bahwa terkadang seseorang berupaya memenuhi komponen profesionalitas yang kita harapkan, sampai akhirnya ia lalai untuk profesional dalam urusannya sendiri, ia lalai dalam mengurus dirinya sendiri. Dan parahnya kita selalu terlambat menyadari, bahwa kita sudah mengabaikan banyak hal mengenai saudara kita selama ini.
Mungkin saja kesalahan ada pada diri kita sendiri. Kita tidak bisa memaksakan orang lain memenuhi
Mengandaikan sesuatu tak memperbaiki apapun. Tetapi mengevaluasi diri sendiri dan keadaan lah yang memperbaikinya. Semaksimal apapun kita berusaha, . Karena kita harus belajar melihat sesuatu tidak harus dari sudut pandang kita sendiri. Kita tidak bisa memaksa seseorang berkomitmen. Tetapi berpegag teguh pada komitmen adalah pilihan.
Seringnya kita, saat susah sedih dan gundah, kita berharap dan berharap dan berharap ada orang lain yang bersedia meringankan, membersamai, menolong, atau bahkan mengambil alih beban-beban kita dengan suka rela. Padahal semua yang dilimpahkan pada kita sudah diatur kadarnya; berapa orang yang akan membersamai, berapa banyak yang harus ditanggung, berapa pelik yang harus dihadapi. Semua diatur sesuai kadar. Tak ada yang salah dan tak ada yang tertukar. Tapi kita masih saja berharap kepekaan untuk meringankan, dari manusia-manusia yang juga sedang berharap hal yang sama dari kita.
Padahal ada yang senantiasa berharap kita datang tersedu disepertiga malam mengadukan segalanya pada-Nya. Mengembalikan seluruh pengharapan hanya pada-Nya. Memohon dukungan dan kekuatan hanya pada-.
Don’t depend on yourself, Don’t depend on other people: Depend on Allah. Depend on Allah. Depend on Allah.
©Hanifah | 2015
Sebuah tulisan yang baik untuk direnungkan dari cakrawalabiru.tumblr.com
_________________________________________
Semoga diam kita bukan karena tidak mau bicara, sendiri kita bukan karena tidak ingin diganggu. Tapi diam dan sendiri kita menjadi saat di mana kita merenungi apakah semua yang ada di kepala kita sudah sejalan dengan apa yang ada di dalam hati. Bukalah mata untuk melihat sesuatu dari berbagai sudut pandang dan bukalah hati agar dapat menerima segala sesuatu dengan lapang. Semoga dengan demikian kita belajar lebih peka terhadap banyak hal di luar diri. Karena dimanapun kita berdiri, kita ini tidak hidup sendiri. Baik-baiklah dalam membawa diri.
Klaten 14 Mei 2017
Sunday 7 May 2017
A picture to remember
Mengingat jarang sekali saya bisa istirahat di rumah solo, saya teringat bahwa saya menyimpan banyak album foto di lemari kamar. Sayangnya kamar itu sudah jadi gudang. Karena itu sesuatu yang menurut saya berharga, saya rela sedikit membongkar kamar untuk mengambil album album foto itu. Alhamdulillah masih ada di tempat terakhir kali saya meletakkannya. hihi tumben ingatan saya benar.
Melihat album foto, membuat saya kembali teringat masa masa dulu. Sebuah album foto yang benar benar mengaduk perasaan saya secara tibatiba adalah album foto ulang tahun saya ke delapan. Bahkan saya hampir lupa bahwa saya pernah merayakan ulang tahun. Ada sebuah foto di mana saya didampingi mama ketika meniup lilin, memotong kue, dan memberikan kue pertama.
Bukan kenangan haru biasa yang saya rasakan, bukan ulang tahun itu yang saya rindukan, tapi ketika saya melihat bahwa saat itu adalah ulang tahun saya yang ke delapan. Ternyata di saat itulah saat saat saya bisa menghabiskan banyak waktu dengan mama. Saya teringat di usia saya yang ke sembilan saya bertemu mama di klaten. Berarti memang saat itulah masa terakhir saya tinggal bersama mama..
Tidak tinggalnya saya dengan mama, bukan karena masalah keluarga atau apa, tetapi karena mama untuk suatu hal harus bekerja dan tinggal di klaten. Saya masih kecil di saat itu untuk bisa memahami itu. Yang saya tahu, sejak mama tidak tinggal bersama saya, hari hari saya berubah drastis.
Tidak ada yang setiap malam selalu menjaga tidur saya. Tidak ada yang saya lihat senyum di kejauhan untuk menjemput saya sekolah. Tidak ada yang menemani saya mengerjakan PR sambil nonton tv sepulang sekolah. Tidak ada yang selalu mengingatkan saya mengucap bismillaah sebelum makan. Tidak ada mama di setiap pagi saya membuka mata. Tidak ada mama yang mengambil rapor sekolah saya seperti teman teman yang lain. Tidak ada yang memberi paraf setiap saya selesai ujian. Tidak ada yang ingin saya tunjukan bahwa hari ini saya mendapat nilai sempurna dalam hafalan perkalian atau ujian mencongak kala itu.
Saya ingat, di buku harian saya SD, tiap akhir cerita saya selalu bilang bahwa saya kangen mama :"")
Meski demikian, tengah malam kadang mama datang, jam 12 malam, dan pergi lagi paginya setelah subuh. Setiap ada waktu luang mama selalu menyempatkan diri pulang ke solo. Perjalanan malam sendiri sudah jadi hal biasa bagi mama. Dulu saya masih kecil, yang saya tahu, ketika saya kangen mama, saya merengek ingin mama ada saat itu juga, saya tidak tahu bahwa ternyata itu perjalanan yang tidak mudah bagi mama. Maafkan saya ya ma...
Tidak lama kemudian, bukan hanya mama, Bapak juga pindah ke Klaten karena tugas nya berpindah di Klaten. Praktis, sejak saat itu saya tinggal dengan kakak kakak saya. Mas bambang sudah kuliah, Mas Adi di bangku SMA, Mbak Antik di bangku SMP. Namun itu pun juga tidak bertahan lama karena beberapa tahun kemudian, Mas bambang menikah dan tinggal di Klaten, Mas Adi kuliah di Bandung, jadi tinggallah saya dan Mbak Antik di rumah itu.
Sejak saya SMP, saya jarang bertemu dengan orang tua saya. Mungkin karena saya sudah mulai terbiasa, dan orang tua saya juga sedang banyak hal yang harus diselesaikan.
Semasa itu hingga lulus SMA, frekuensi pertemuan saya dan orang tua tidak sesering saat ini. Saat ini tiap akhir minggu inshaallah kami bisa bertemu, sedangkan dulu, orang tua saya mungkin pulang sekitar sebulan sekali. Jadi saya tidak peduli ketika banyak yang mengatakan saya manja karena tiap akhir minggu saya menyempatkan untuk pulang berkumpul bersama orang tua. Bagi teman teman saya, berkumpul bersama orangtua, bersama keluarga, mungkin sudah mereka rasakan di sebagian besar hidupnya. Tapi saya tidak, momen bersama meski sebentar adalah hal yang sangat berharga bagi saya. Saya ingin merasakan hal yang jarang saya rasakan, hal yang dulu begitu saya rindukan. Berkumpul lengkap dengan orang tua saya.
Begitu banyak hal dan pelajaran yang saya dapatkan atas perjalanan hidup saya. Terkadang kita melihat sesuatu itu buruk padahal itu amat baik bagi kita dan terkadang kita menganggap sesuatu itu baik padahal itu tak baik bagi kita. Allah Mahatahu, sedangkan kita tidak mengetahui. Mungkin awalnya kita selalu menyesal kenapa harus begini kenapa tidak begitu, dsb. Padahal kita tidak akan menjadi pribadi kita yang sekarang tanpa melewati itu semua. Ternyata kuatnya kita karena pernah rapuh dan bangkitnya kita karena pernah jatuh. Lesson learned.
Rindu kala Sewindu
Klaten, 7 Mei 2017
Lembaran foto hitam putih
Aku coba ingat lagi wangi rumah di sore itu
Kue cokelat balon warna-warni
Pesta hari ulang tahunku
Di mana pun kalian berada
Kukirimkan terima kasih
Untuk warna dalam hidupku dan banyak
kenangan indah
Kau melukis aku
Lembar monokrom hitam putih
Aku coba ingat warna demi warna di hidupku
Tak akan kumengenal cinta
Bila bukan karena hati baikmu
Tulus-Monokrom
Wednesday 3 May 2017
M(a)y Mind
Bulan Mei selalu jadi bulan yang membuat saya agak galau. Hal ini karena di bulan ini saya lahir, jadi saya selalu terbayang-bayang sejauh ini apa yang sudah saya lakukan dan apa yang belum saya lakukan. 16 hari lagi sebelum menggenapi usia 25 tahun. Seperempat abad. Bukan usia yang tua untuk mengejar asa, bukan usia yang muda untuk menyiakan waktu dengan sia-sia.
Selama hampir 25 tahun ini saya merasa masih banyak merepotkan kedua orang tua, ingin rasanya segera bekerja dan bisa membahagiakan keduanya juga berbagi kebahagiaan dengan kakak-kakak saya, keponakan-keponakan saya, dan semuanya. Banyak sekali yang ingin dibahagiakan. Hehe.
Tapi saya percaya bahwa setiap orang memiliki timeline hidup atau fasenya masing-masing. Yang bisa kita lakukan adalah bagaimana memberikan yang terbaik dari dalam diri kita di setiap fase itu.
Saat ini saya sedang menyelesaikan LPJ Kepengurusan, dan mengejar waktu untuk wisuda. Never imagined before that it would really take my time. Sudah hampir satu tahun saya tidak meluangkan waktu untuk sekedar jalan-jalan atau quality time bersama teman-teman atau bahkan me time untuk diri saya sendiri. Satu tahun ini saya fokus pada KMN dan membagi waktu dengan orang tua supaya saya tetap selalu ada dalam perkembangan kesehatan Bapak. Di sisi lain saya juga harus menyusun tesis sebagai tanggung jawab saya dalam studi ini.
Saya selalu berdoa kepada Allah semoga dilancarkan semua urusan untuk itu. Semoga Mubes dan sertijab KMN berjalan dengan lancar dan kepengurusan berikutnya dapat membangun KMN lebih baik lagi. Semoga tesis saya berjalan dengan lancar dan bisa segera semhas dan pendadaran. Semoga Allah selalu memberi kesabaran bagi Bapak dalam menghadapi sakitnya, dan semoga kami sekeluarga bisa pula diberi kesehatan dan kesabaran.
Ya Allah mudahkanlah, sesungguhnya tidak ada yang mudah kecuali yang Engkau mudahkan, dan hal yang sulit pun akan menjadi mudah jika Engkau menghendakinya untuk menjadi mudah. Bismillaah. Laa haula wa laa quwwata illaa billaah.
Yogyakarta, 4 Mei 2017
Sunday 23 April 2017
Tujuan Hidup
kesepian itu bukanlah ketika sendiri dalam ruangan, karena imaji pun bisa membawa kita pergi menelusuri harapan dan angan-angan.
kesepian yang sebenarnya adalah ketika kita telah melakukan banyak hal, mendapatkan banyak hal, tapi tak merasakan apa apa. itulah sebuah hidup tanpa tujuan.
hiduplah bukan sekedar hidup. karena ada yang membedakan kita, manusia, diantara semua makhluk hidup,yaitu akal pikiran.
dunia ini sudah dipenuhi oleh jutaan atau bahkan milyaran manusia. kita hidup di dunia, sebuah bagian yang sangat kecil di dalam tata surya.
besar dan indahnya alam semesta
menunjukkan bahwa semesta ada karena ada Sang Pencipta
teraturnya alam semesta menunjukkan bahwa semesta ada karena diatur oleh Yang Merajai Alam Semesta
tidak pernahkah kita berpikir untuk apa kita ada?
apa tujuan hidupmu hingga hari ini?
Sunday 9 April 2017
Hormatku untuk Ibumu
Aku kehilangan seseorang yang belum sempat aku berkenalan dengannya
Tapi aku mengenalnya dari banyak ceritamu akan setiap kebaikannya
Aku kehilangan seseorang yang belum sempat aku menemuinya
Tapi aku mengetahui wajah dan sosoknya dari gambar yang kamu simpan karena kenangan di dalamnya
Aku kehilangan seseorang yang belum sempat aku cium tangannya
Tapi aku menghormati dari lubuk hatiku yang paling dalam kepadanya
Beliau adalah alasan kamu berjuang dengan keras, berpikir dengan cerdas, bersikap dengan tegas, dan bersabar tiada batas
Orang yang kita sayang, tidak pernah benar-benar meninggalkan kita, mereka tetap tinggal di hati kita
Maka sapalah dalam doa, Selamatkanlah beliau melalui khusyuknya ibadah, Semoga kamulah amal jariyah, seorang anak sholeh yang menjadi kuncinya menuju jannah.
Ya Allah ampunilah dosanya, terimalah semua amal kebaikannya, lapangkanlah kuburnya, indahkanlah penantian hari akhirnya dengan menggantikan sempitnya alam kubur menjadi pemandangan surga seluas mata memandang.
Ibu Susilowati, terima kasih, karena telah mendidik seorang anak hingga menjadi teman yang hebat dan kukagumi.
Hormatku untuk Ibumu,
yang telah pergi lebih dulu
1Minggu1Cerita
Klaten 9 April 2017
Sunday 2 April 2017
Menguatkan Sinyal-Sinyal Rezeki
Usia, Rezeki, dan Jodoh adalah Takdir yang sudah ditetapkan
“Allah tidak merubah nasib suatu kaum jika ia tidak merubah nasibnya sendiri"
Rezeki sudah diberikan oleh Allah, sudah diatur dan tersebar dengan luas, untuk menemukannya kita butuh badan yang tak kenal lelah, jiwa yang kaya syukur dan hati yang penuh ikhlas.
Minggu kesepuluh dalam 1Minggu1Cerita
Yogyakarta, 2 April 2017
Sunday 12 March 2017
Anugrahening Kushartanti
Sunday 5 March 2017
Tiket yang Hangus
Berapa banyak kah tiket kita yang hangus hingga hari ini...?
Sesungguhnya pertama kali yang dihisab (ditanya dan diminta pertanggungjawaban) dari segenap amalan seorang hamba di hari kiamat kelak adalah shalatnya. Bila shalatnya baik maka beruntunglah ia dan bilamana shalatnya rusak, sungguh kerugian menimpanya.” (HR. Tirmidzi)
Sunday 26 February 2017
Prioritas
Akan ada satu titik ketika ada banyak kegiatan yang menuntut kehadiran kita di waktu yang berdekatan. Tapi bagaimanapun juga, kita memiliki berbagai aktivitas yang harus dipenuhi, tenaga yang terbatas, dan waktu yang harus disisakan untuk bertemu dengan orang yang kita sayang. Yang kita harus ingat adalah ketika kita tidak memilihnya bukan berarti kegiatan itu tidak penting. Kita juga harus ingat bahwa ‘urgent’ itu ga selalu berarti 'penting’. Ada hal-hal yang harus dilakukan lebih dulu, ada hal-hal yang diutamakan, dan ada hal-hal yang penting tapi bisa dilakukan belakangan. Nah, Seiring berjalannya waktu, kedewasaan akan menuntun kita untuk lebih bijak dalam menentukan prioritas dalam hidup
Thursday 23 February 2017
Jika Menjadi Orangtua Nanti..
Wahai Dzat Yang Maha Membolak-balikkan Hati,
teguhkanlah hati kami di atas agama Mu
Dan Ibrahim telah
mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya'qub. (Ibrahim
berkata): “Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu,
maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam (QS. Al Baqarah:
132)
Ya Tuhanku, jadikanlah
aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami,
perkenankanlah doaku. (QS. Ibrahim: 40)
Dan (ingatlah) ketika
Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: Hai
anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan
(Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar. (QS. Luqman: 14)
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS At Tahrim: 6)
Hidup Adalah Seni Menjadi Stranger (Sebuah Perjalanan Mengenal Career Class)
Saat aku udah mulai stuck , biasanya aku akan "berkelana" menjadi stranger. Masuk ke lingkungan yang benar-benar baru, nggak ada t...
-
Allah memberi kita cobaan untuk menguji apakah kita termasuk orang yang beriman. Ujian berupa kesusahan untuk menguji apakah kita bersabar a...
-
Ternyata Allah tidak menyuruh kita untuk bahagia. Oleh karena itu tidak ada perintah bahwa kita harus bahagia di dalam Al Qur'an. Kenapa...
-
Saat aku udah mulai stuck , biasanya aku akan "berkelana" menjadi stranger. Masuk ke lingkungan yang benar-benar baru, nggak ada t...