Saturday 27 May 2017

Ramadhan



شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ ۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ
Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah.

QS. Al Baqarah 185

Alhamdulillaah Allah memberi kita kesempatan untuk bertemu dengan bulan Ramadhan tahun ini. Mari kita maksimalkan kesempatan ini sebagai momen untuk mebuat perubahan hidup ke arah yang lebih baik. Mungkin adalah Ramadhan terakhir kita. Maka kita harus membuat ini menjadi Ramadhan terbaik selama hidup kita.  Karena kita tidak pernah tahu apakah kita masih akan mendapatkan kesempatan bertemu kembali dengan bulan Ramadhan yang selanjutnya :") Bismillaah, happy fasting!



Saturday 20 May 2017

20 Mei ke 25

Terima kasih bapak dan mama sudah merawat, mendidik, dan menyayangi aku dengan sepenuh hati. Semoga Allah selalu menyayangi dan memberkahi bapak dan mama di dunia hingga di akhirat nanti. Terima kasih bapak dan mama sudah memberi aku nama Bangkit. Sejatinya, bapak dan mama lah alasanku untuk selalu bangkit.

Sunday 14 May 2017

Seringnya Kita

Seringnya kita tertawa lebar saat dilimpahi nikmat,mengekspresikan kebahagiaan kita seolah dunia harus tau segalanya. tak peduli apakah saudara disamping kita sedang dalam kesulitan yang pelik, atau sedang punya beban yang melilit. Yang penting kita sedang bahagia. Itu saja.

Seringnya saat kita lelah, kita berharap ada bahu yang setia menawarkan diri menjadi sandaran, ada tangan yang rela memberikan pijatan menghilangkan pegal dikaki dan kebas ditangan, atau seminimalnya ada tangan yang menepuk pundak kita meyakinkan bahwa kita masih kuat, atau sekedar tatapan teduh yang mengisyaratkan bahwa masih ada kawan yang senantiasa bersedia membersamai. Itu sering jadi harapan kita terhadap orang lain, tapi sebaliknya jika orang lain yang mungkin kelelahan; jangankan untuk meringankan lelahnya, meliriknya dan menanyai kabarnya pun, seringkali kita tak sempat. Kita masing-masing sibuk dalam dunia kita sendiri.

Seringnya kita saat memberikan amanah kepada orang lain, berharap orang itu mampu bekerja dengan professional dan baik. Kita hanya mengharapkan mereka bekerja dengan baik. Namun jarang sekali kita berusaha mengetahui beban-beban pribadinya semisal kesehatan, finansial dan akademik, apakah semua itu juga berjalan dengan baik ataukah tidak?. Seringnya kita lupa, bahwa terkadang seseorang berupaya memenuhi komponen profesionalitas yang kita harapkan, sampai akhirnya ia lalai untuk profesional dalam urusannya sendiri, ia lalai dalam mengurus dirinya sendiri. Dan parahnya kita selalu terlambat menyadari, bahwa kita sudah mengabaikan banyak hal mengenai saudara kita selama ini.

Mungkin saja kesalahan ada pada diri kita sendiri. Kita tidak bisa memaksakan orang lain memenuhi
Mengandaikan sesuatu tak memperbaiki apapun. Tetapi mengevaluasi diri sendiri dan keadaan lah yang memperbaikinya. Semaksimal apapun kita berusaha, . Karena kita harus belajar melihat sesuatu tidak harus dari sudut pandang kita sendiri. Kita tidak bisa memaksa seseorang berkomitmen. Tetapi berpegag teguh pada komitmen adalah pilihan.

Seringnya kita, saat susah sedih dan gundah, kita berharap dan berharap dan berharap ada orang lain yang bersedia meringankan, membersamai, menolong, atau bahkan mengambil alih beban-beban kita dengan suka rela. Padahal semua yang dilimpahkan pada kita sudah diatur kadarnya; berapa orang yang akan membersamai, berapa banyak yang harus ditanggung, berapa pelik yang harus dihadapi. Semua diatur sesuai kadar. Tak ada yang salah dan tak ada yang tertukar. Tapi kita masih saja berharap kepekaan untuk meringankan, dari manusia-manusia yang juga sedang berharap hal yang sama dari kita.

Padahal ada yang senantiasa berharap kita datang tersedu disepertiga malam mengadukan segalanya pada-Nya. Mengembalikan seluruh pengharapan hanya pada-Nya. Memohon dukungan dan kekuatan hanya pada-.

Don’t depend on yourself, Don’t depend on other people: Depend on Allah. Depend on Allah. Depend on Allah.

©Hanifah | 2015
Sebuah tulisan yang baik untuk direnungkan dari cakrawalabiru.tumblr.com
_________________________________________
Semoga diam kita bukan karena tidak mau bicara, sendiri kita bukan karena tidak ingin diganggu. Tapi diam dan sendiri kita menjadi saat di mana kita merenungi apakah semua yang ada di kepala kita sudah sejalan dengan apa yang ada di dalam hati. Bukalah mata untuk melihat sesuatu dari berbagai sudut pandang dan bukalah hati agar dapat menerima segala sesuatu dengan lapang. Semoga dengan demikian kita belajar lebih peka terhadap banyak hal di luar diri. Karena dimanapun kita berdiri, kita ini tidak hidup sendiri. Baik-baiklah dalam membawa diri.

Klaten 14 Mei 2017

Sunday 7 May 2017

A picture to remember

Setelah sekian lama tidak datang di rumah solo, saya berkesempatan untuk mampir sebentar.  Selalu ada perasaan yang berbeda ketika saya menginjak rumah itu. Sejak kecil sampai SMA, saya tinggal di rumah itu. 18 tahun kenangan saya ada di rumah itu. Kenangan sejak saya kecil, beranjak remaja, juga belajar menuju dewasa.

Mengingat jarang sekali saya bisa istirahat di rumah solo, saya teringat bahwa saya menyimpan banyak album foto di lemari kamar. Sayangnya kamar itu sudah jadi gudang. Karena itu sesuatu yang menurut saya berharga, saya rela sedikit membongkar kamar untuk mengambil album album foto itu. Alhamdulillah masih ada di tempat terakhir kali saya meletakkannya. hihi tumben ingatan saya benar.

Melihat album foto, membuat saya kembali teringat masa masa dulu. Sebuah album foto yang benar benar mengaduk perasaan saya secara tibatiba adalah album foto ulang tahun saya ke delapan. Bahkan saya hampir lupa bahwa saya pernah merayakan ulang tahun. Ada sebuah foto di mana saya didampingi mama ketika meniup lilin, memotong kue, dan memberikan kue pertama.

Bukan kenangan haru biasa yang saya rasakan, bukan ulang tahun itu yang saya rindukan, tapi ketika saya melihat bahwa saat itu adalah ulang tahun saya yang ke delapan. Ternyata di saat itulah saat saat saya bisa menghabiskan banyak waktu dengan mama. Saya teringat di usia saya yang ke sembilan saya bertemu mama di klaten. Berarti memang saat itulah masa terakhir saya tinggal bersama mama..

Tidak tinggalnya saya dengan mama, bukan karena masalah keluarga atau apa, tetapi karena mama untuk suatu hal harus bekerja dan tinggal di klaten. Saya masih kecil di saat itu untuk bisa memahami itu. Yang saya tahu, sejak mama tidak tinggal bersama saya, hari hari saya berubah drastis.

Tidak ada yang setiap malam selalu menjaga tidur saya. Tidak ada yang saya lihat senyum di kejauhan untuk menjemput saya sekolah. Tidak ada yang menemani saya mengerjakan PR sambil nonton tv sepulang sekolah. Tidak ada yang selalu mengingatkan saya mengucap bismillaah sebelum makan. Tidak ada mama di setiap pagi saya membuka mata. Tidak ada mama yang mengambil rapor sekolah saya seperti teman teman yang lain. Tidak ada yang memberi paraf setiap saya selesai ujian. Tidak ada yang ingin saya tunjukan bahwa hari ini saya mendapat nilai sempurna dalam hafalan perkalian atau ujian mencongak kala itu.

Saya ingat, di buku harian saya SD, tiap akhir cerita saya selalu bilang bahwa saya kangen mama :"")

Meski demikian, tengah malam kadang mama datang, jam 12 malam, dan pergi lagi paginya setelah subuh. Setiap ada waktu luang mama selalu menyempatkan diri pulang ke solo. Perjalanan malam sendiri sudah jadi hal biasa bagi mama. Dulu saya masih kecil, yang saya tahu, ketika saya kangen mama, saya merengek ingin mama ada saat itu juga, saya tidak tahu bahwa ternyata itu perjalanan yang tidak mudah bagi mama. Maafkan saya ya ma...

Tidak lama kemudian, bukan hanya mama, Bapak juga pindah ke Klaten karena tugas nya berpindah di Klaten. Praktis, sejak saat itu saya tinggal dengan kakak kakak saya. Mas bambang sudah kuliah, Mas Adi di bangku SMA, Mbak Antik di bangku SMP. Namun itu pun juga tidak bertahan lama karena beberapa tahun kemudian, Mas bambang menikah dan tinggal di Klaten, Mas Adi kuliah di Bandung, jadi tinggallah saya dan Mbak Antik di rumah itu.

Sejak saya SMP, saya jarang bertemu dengan orang tua saya. Mungkin karena saya sudah mulai terbiasa, dan orang tua saya juga sedang banyak hal yang harus diselesaikan.

Semasa itu hingga lulus SMA, frekuensi pertemuan saya dan orang tua tidak sesering saat ini. Saat ini tiap akhir minggu inshaallah kami bisa bertemu, sedangkan dulu, orang tua saya mungkin pulang sekitar sebulan sekali. Jadi saya tidak peduli ketika banyak yang mengatakan saya manja karena tiap akhir minggu saya menyempatkan untuk pulang berkumpul bersama orang tua. Bagi teman teman saya, berkumpul bersama orangtua, bersama keluarga, mungkin sudah mereka rasakan di sebagian besar hidupnya. Tapi saya tidak, momen bersama meski sebentar adalah hal yang sangat berharga bagi saya. Saya ingin merasakan hal yang jarang saya rasakan, hal yang dulu begitu saya rindukan. Berkumpul lengkap dengan orang tua saya.

Begitu banyak hal dan pelajaran yang saya dapatkan atas perjalanan hidup saya. Terkadang kita melihat sesuatu itu buruk padahal itu amat baik bagi kita dan terkadang kita menganggap sesuatu itu baik padahal itu tak baik bagi kita. Allah Mahatahu, sedangkan kita tidak mengetahui. Mungkin awalnya kita selalu menyesal kenapa harus begini kenapa tidak begitu, dsb. Padahal kita tidak akan menjadi pribadi kita yang sekarang tanpa melewati itu semua. Ternyata kuatnya kita karena pernah rapuh dan bangkitnya kita karena pernah jatuh. Lesson learned.

Rindu kala Sewindu
Klaten, 7 Mei 2017






Lembaran foto hitam putih
Aku coba ingat lagi wangi rumah di sore itu
Kue cokelat balon warna-warni
Pesta hari ulang tahunku

Di mana pun kalian berada
Kukirimkan terima kasih
Untuk warna dalam hidupku dan banyak
kenangan indah
Kau melukis aku

Lembar monokrom hitam putih
Aku coba ingat warna demi warna di hidupku
Tak akan kumengenal cinta
Bila bukan karena hati baikmu

Tulus-Monokrom

Wednesday 3 May 2017

M(a)y Mind

Bulan Mei selalu jadi bulan yang membuat saya agak galau. Hal ini karena di bulan ini saya lahir, jadi saya selalu terbayang-bayang sejauh ini apa yang sudah saya lakukan dan apa yang belum saya lakukan. 16 hari lagi sebelum menggenapi usia 25 tahun. Seperempat abad. Bukan usia yang tua untuk mengejar asa, bukan usia yang muda untuk menyiakan waktu dengan sia-sia.

Selama hampir 25 tahun ini saya merasa masih banyak merepotkan kedua orang tua, ingin rasanya segera bekerja dan bisa membahagiakan keduanya juga berbagi kebahagiaan dengan kakak-kakak saya, keponakan-keponakan saya, dan semuanya. Banyak sekali yang ingin dibahagiakan. Hehe.

Tapi saya percaya bahwa setiap orang memiliki timeline hidup atau fasenya masing-masing. Yang bisa kita lakukan adalah bagaimana memberikan yang terbaik dari dalam diri kita di setiap fase itu.

Saat ini saya sedang menyelesaikan LPJ Kepengurusan, dan mengejar waktu untuk wisuda. Never imagined before that it would really take my time. Sudah hampir satu tahun saya tidak meluangkan waktu untuk sekedar jalan-jalan atau quality time bersama teman-teman atau bahkan me time untuk diri saya sendiri. Satu tahun ini saya fokus pada KMN dan membagi waktu dengan orang tua supaya saya tetap selalu ada dalam perkembangan kesehatan Bapak. Di sisi lain saya juga harus menyusun tesis sebagai tanggung jawab saya dalam studi ini.

Saya selalu berdoa kepada Allah semoga dilancarkan semua urusan untuk itu. Semoga Mubes dan sertijab KMN berjalan dengan lancar dan kepengurusan berikutnya dapat membangun KMN lebih baik lagi. Semoga tesis saya berjalan dengan lancar dan bisa segera semhas dan pendadaran. Semoga Allah selalu memberi kesabaran bagi Bapak dalam menghadapi sakitnya, dan semoga kami sekeluarga bisa pula diberi kesehatan dan kesabaran.

Ya Allah mudahkanlah, sesungguhnya tidak ada yang mudah kecuali yang Engkau mudahkan, dan hal yang sulit pun akan menjadi mudah jika Engkau menghendakinya untuk menjadi mudah. Bismillaah. Laa haula wa laa quwwata illaa billaah.

Yogyakarta, 4 Mei 2017

Hidup Adalah Seni Menjadi Stranger (Sebuah Perjalanan Mengenal Career Class)

Saat aku udah mulai stuck , biasanya aku akan "berkelana" menjadi stranger. Masuk ke lingkungan yang benar-benar baru, nggak ada t...