gambar Asma untuk Ayah dan Bunda |
_____
Saya, Bapak, dan Mama, 2015 |
Terima kasih Bapak dan Mama sudah merawat aku
waktu terus bergerak menghabisi kita, maka yang bisa kutinggalkan adalah jejak-jejak cerita
gambar Asma untuk Ayah dan Bunda |
Saya, Bapak, dan Mama, 2015 |
Terima kasih Bapak dan Mama sudah merawat aku
......
ketika kita ada dalam kesusahan yang amat sangat, kita kemudian berharap ada teman yang bisa membantu kita.
diantara teman-teman yang kita punya, tentu ada seorang teman yang plg kita andalkan dan utamakan dari yang lain. datanglah kita padanya.
"aku sedang sangat kesusahan, maukah kau membantuku?" // "maaf aku tak bisa sama sekali membantumu dalam hal ini."
kita berpikir ‘ah tak apa, aku masih ada teman yg lain’. teman ini adalah teman yg lebih sering diingat ketika teman pertama tidak ada.
"temanku, aku sungguh dalam kesulitan, dapatkah kau membantuku?" // "tentu aku begitu ingin membantu, tapi apa daya, aku hanya bisa membantumu setengah jalan saja."
kita sedih, karna merekalah teman terakhir yang kita punya. padahal kita perlu seorang yang bisa membantu hingga akhir. kemudian kita resah, diliputi ketakutan dan hampir putus asa.
tiba-tiba datanglah seorang teman. namun tanpa diminta, ia menghampiri kita. ia adalah teman yang sering kita jauhi dan lupa. saking jarang menghiraukan kehadirannya, kita pun hampir tak mengenalinya.
“kau bisa membantuku?”
ia tersenyum “tentu saja. aku tak akan membiarkanmu di sini sendirian. jangan takut, aku akan slalu mendampingimu & aku yang akan meringankan beban-beban mu”
kemudian kita menyesal telah banyak meninggalkan dan melupakannya. kita baru sadar bahwa teman yang kita anggap menyusahkan justru adalah teman kita yang paling setia.
......
Sekilas cerita diatas adalah perumpamaan.
Kesusahan adalah kematian.
Teman pertama adalah harta.
Teman kedua adalah kerabat.
Dan teman ketiga adalah amal ibadah.
Ketika kita hidup,
Kita begitu mencintai dan mengejar harta
Tapi harta tidak bisa menemani, bahkan menyelamatkan setelah kita mati.
Kita memiliki keluarga dan teman dekat. Baik buruknya kita, mereka yg slalu menemani. Tapi sebatas itu. Persaudaraan dan persahabatan yg tak dilandasi iman hanya bs menemani hingga kita dikuburkan. Kemudian mereka pergi satu per satu. Meninggalkan kita di dalam kubur. Sendiri.
Sedangkan, ibadah dan amal kebaikan adalah hal yg kita hindari, yg paling sering dgn mudah kita tinggalkan, yg kebanyakan di antara kita menganggap kuno, norak, atau berlebihan. Kita lupa. Kita lupa bahwa hidup ini punya tujuan. Bahwa hidup ini sejatinya memiliki ujung. yaitu kematian.
________
________
"Yang mengikuti mayit sampai ke kubur ada tiga, dua akan kembali dan satu tetap bersamanya di kubur. Yang mengikutinya adalah keluarga, harta dan amalnya. Yang kembali adalah keluarga dan hartanya. Sedangkan yang tetap bersamanya di kubur adalah amalnya." (HR. Bukhari, no. 6514; Muslim, no. 2960)
Ya Allah, tolonglah aku untuk selalu mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu dan beribadah dengan baik kepada-Mu.
________
________
Sudah kau jagakah teman setiamu?
Minggu ke-45
dalam 1Minggu1Cerita
Solo, 11 November 2017
kita bisa saja hidup hanya fokus mengejar apa yang kita ingin kejar, menghabisi tiap apa yang kita jadikan ambisi, mencintai apa yang sedari dulu kita cita-citai.
tapi apa maknanya hidup mendapatkan semua dan menikmatinya sendirian? setelah mendapatkan satu, kita kembali mengejar sesuatu yang baru, mengejar target yang baru lagi, dan mengejar lagi. sebuah hidup yang hanya berupa pengulangan tanpa makna.
makna kebahagiaan itu bukan dari seberapa banyak yang kita dapatkan tapi seberapa banyak yang mampu kita berikan. maka jangan berhenti menebar kebaikan dan manfaat bagi siapa saja yang kita jumpa, di mana saja kita berada, dan dengan apapun yang kita punya.
relawan yang sibuk berbagi tiada sadar bahwa sesungguhnya mereka telah menjadi 'pahlawan' bagi kehidupan orang lain di luar sana. untuk para relawan, selamat hari pahlawan 😊
Saat aku udah mulai stuck , biasanya aku akan "berkelana" menjadi stranger. Masuk ke lingkungan yang benar-benar baru, nggak ada t...