Monday 27 August 2018

Hambatan di Perjalanan



kemarin saya hendak pergi ke luar kota, senang sekali karena perjalanan akan semakin mudah dengan adanya jalan tol. saya pikir akan sampai di tempat tujuan tepat waktu, tanpa hambatan. tapi ternyata dalam perjalanan tak selalu kita temui jalan yang mulus. bahkan terkadang di jalan mulus pun bukan berarti tanpa rintangan. saat saya keluar tol, lewat jalan beraspal, tiba-tiba ada pohon jatuh misalnya.


sama seperti kita menjalani kehidupan. tak selamanya hidup kita mudah. bahkan di saat semua terlihat mudah pun ada saja hambatannya. misal ketika saling mencintai tapi tak ada restu, atau mau datang tes pekerjaan tapi salah tempat, atau punya semua fasilitas hidup yang memadai tapi belum bahagia. semua hal itu pernah terjadi pada kita atau pada orang di sekitar kita.

ternyata bukan kemudahan yang membuat kita mampu bertahan di tengah kehidupan. tapi kemampuan untuk tidak terlena ketika diberi nikmat dan kemampuan untuk tidak putus asa ketika diberi cobaan.


semua punya jalan dan waktunya. cepat bukan berarti hebat, lebih lambat bukan berarti tamat. karena semua hal sesungguhnya hanya butuh waktu dan kondisi yang tepat.


Tepat, Tidak Cepat dan Tidak Terlambat
Agustus, 2018

Wednesday 6 June 2018

Kesibukan Dunia

Apakah kesibukan dunia menjauhkan kita dari Allah?

Janganlah kesibukan kita membuat kita kerap melalaikan bahkan melewatkan kewajiban kita terhadap Allah

Semakin sibuk, semakin lalai kita menunaikan sholat bahkan meninggalkannya...

Semakin sibuk, semakin jauh dari Al Qur'an, semakin jarang membacanya, apalagi menghafalkannya...

Semakin sibuk dengan aktifitas disiang hari, membuat kita lelah dan enggan untuk bangun dan bersujud disepertiga malam...

Semakin sibuk, semakin malas dan lalai untuk melakukan puasa sunnah...

Semakin sibuk, semakin jarang lidah untuk berdzikir...

Semakin sibuk, semakin renggang hubungan dengan saudara, sahabat, tetangga dan kerabat...

Ingat..
Semakin kita mengejar kesibukan dunia, semakin ingin kita memilikinya...

Tanda-tanda iman ditarik dari hati (ditutup pintu hatinya) ialah Allah akan sibukkan dirinya dengan urusan dunia...

Adakah sibuk kita mendekatkan diri kita dengan Allah?
Atau bahkan semakin menjauh?

Semoga aktivitas dan kesibukan kita tidak menjauhkan hati dan diri kita dari Allah dan tidak melalaikan kewajiban kita sebagai hambaNya...

Aamiin yaa Rabbal alamin...

Thursday 31 May 2018

Berbuat Baik

teruslah berbuat baik
meskipun tidak ada yang tahu
tidak ada yang melihat
tidak ada yang membalas

berbuat baiklah
karena Allah Ta'ala
bukan agar ada orang yang tahu
bukan agar ada orang yang melihat
apalagi agar ada yang membalas

kalaupun kebaikan kita itu
belum berujung dengan sesuatu yang baik
setidaknya
kita telah berubah
menjadi orang yang lebih baik

kita tidak pernah tahu pada episode ke berapa kita mengakhiri perjalanan. dengan terus berusaha berbuat baik semoga saat episode kita berakhir nanti pun kita mengakhirinya di dalam kebaikan

Mari ber'fastabiqul khoirot' dimanapun kita berada

Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula. (QS. Al Zalzalah: 7-8)


Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.” (QS. Hud: 114)

Thursday 3 May 2018

100% dalam Rumah Tangga

Suatu hari di grup whatsapp dalam circleku, seseorang mengeluhkan kehidupan pernikahannya yang selalu terulang masalah yang sama. Dia bertanya-tanya kenapa ya hal itu ga pernah terselesaikan, seakan menyita waktu dan pikirannya. Kenapa pasangannya tak mau memahami dirinya.

---------------
---------------

Dalam memandang hal tersebut, aku berpikir bahwa kadang kita harus merubah cara pandang kita terhadap sesuatu agar masalah yang ada bukan memperburuk keadaan diri kita, tapi malah menjadi fase kita berproses menjadi seseorang yang lebih baik.

Kalo kata ustadz , setiap orang hidup pasti punya cobaan, cobaannya beda beda, ada yang dicoba di hubungan sama orang tuanya, hubungan sama saudaranya, ada yang dicoba di hubungan sama suami/istrinya, ada yang dicoba di jodohnya, kesehatannya, karirnya, sekolahnya, lingkungannya, dll. Dan biasanya cobaannya itu di hal yang paling dia cinta dan dia jaga. Maryam yang sangat menjaga kesuciannya dicoba dengan tiba-tiba punya anak tanpa suami, Ibrahim yang menanti anak lama dicoba dengan diperintahkan menyembelih anaknya,. Insya Allah pasti ada jalan kalo kita semakin mendekat ke Allah.

Nah, kalau ada masalah yang ga berhenti berhenti dalam pernikahan, mungkin saja Allah menguji karena hal itu yang paling dijaga sepenuh hati dibanding masalah lainnya. Mungkin sedang diuji karena kurangnya komunikasi. Aku belum punya pengalaman banyak dalam pernikahan jadi aku ga tau juga sih, tapi katanya di buku yang pernah aku baca, dalam suatu hubungan suami istri itu porsi saling "memberi" ga selalu 50:50. Kadang karena suatu hal, A baru bisa memberi 30% maka B hrs memberi 70%. Dan sebaliknya mungkin karena suatu hal, kadang B hanya mampu memberi 40% maka A hrs memberi 60%. Tapi yang penting kasih sayang di dalamnya selalu 100%.

Menerima kelebihan seseorang itu biasa, yang luar biasa itu kalau kita bisa menerima kekurangan seseorang. Jangan karena kekurangan satu hal menutup banyak kebaikan lain yang selalu diberikan buat kita. Yang penting kita saling membuka hati buat memaafkan dan saling berbesar hati untuk minta maaf. 

Pokoknya yang penting kita smua harus ada usaha untuk memperbaiki dan jadi lebih baik. Harus sabar dan selalu bersyukur. Semoga Allah memberikan kita semua keluarga yang sakinah mawaddah warahmah. Bersama sampai di jannah. Aamiin.

Wednesday 2 May 2018

Menjemput Cinta

Suatu hari, ga ada angin, ga ada hujan, teman saya menghubungi dan bertanya perihal jodoh. Katanya, dulu saya pernah mengatakan begini, "jodoh itu ga usah dicari, nanti dateng sendiri" Kemudian berlanjutlah kita ngobrol via chat, dan begini kurang lebih hasil diskusi kami: 


Dalam hidup ini, kita jangan sekedar percaya sama Allah, tapi juga mempercayakan seluruh hidup kita sama Allah. Dalam hal apapun, termasuk jodoh. Jodoh kita udah tertulis bahkan sebelum kita lahir. Tapi ada perasaan ragu dalam hati, kok aku masih sendiri, jodohku siapa ya... Rasa khawatir itu wajar sih asalkan tidak berlebihan, akan lebih baik jika rasa khawatir itu adalah khawatir pada kualitas diri kita, misalnya di umur aku yang sekarang, hidupku udah ngapain aja ya, baktiku sama orgtua udah sejauh apa ya, solatku puasaku apa samaua udah maksimal atau cuma formalitas, kalo besok aku udah ga ada gimana ya, apa yang akan orang ingat dari aku, atau bahkan dengan mudah aku dilupakan begitu aja ya, dll, jadi arahkan galau kita untuk yang membuat kita lebih dekatt kepada Allah.

Balik lagi ke jodoh, karena jodoh kita tuh udah diatur, jadi kita harus yakin dan percaya bahwa suatu saat entah bagaimana caranya pasti ktmu.pasti ga mungkin ga. Kalaupun ga di dunia mungkin di akhirat nanti.apa ga lelah sih kita sibuk mempercantik diri hanya agar ada seseorang yang menyadari kehadiran kita, kita sibuk menampilkan diri yang terbaik demi orang lain. Kenapa kita ga berlomba buat tampil cantik dan terbaik di hadapan Allah. Solat kita gimana, udah khusyuk belum, udah tepat waktu belum. Kata kuncinya adalah, Barangsiapa bertawakkal kepada Allah, maka Allah akan beri jalan keluar dari arah yang tidak disangka sangka.

Kita fokus memperbaiki diri aja. Memperbaiki hubungan kita sama Allah, sama org tua, sama sekitar kita, fokus jadi bermanfaat. Nanti di saat kita fokus menjadi baik, Allah akan kirimkan yang terbaik. Jadikan Allah itu bukan formalitas ibadah aja, tp teman kita bicara, sering sering isfighfar dan berdoa. Tapi jangan ibadah hanya karena ingin jodoh, nanti kalau kita udah dapat jodoh, lupa sama Allah. Nah, bisa juga kita blm btmu jodoh mngkn krna Allah menilai kita belum siap, jangan-jangan nanti kalau dikasih jodoh sekarang, doanya ga sekhusyuk ini lagi, dll. Jadi intinya sih gausah kita takut ga dapat jodoh, ga dapat rezeki, ga dapat apa yang kita mau. Allah yang kasih semua, Allah aja bisa menghidupi jutaan bahkan milyaran manusia dan makhluk hidup lainnya, beserta seluruh isi dunia. Apalagi cuma minta jodoh, duniawi, itu hal yang mudah bagi Allah. Nanti di saat kita udah lupa sama keinginan kita tentang jodoh karena sibuk beribadah, sibuk berbuat hal bermanfaat untuk orang banyak, sibuk berbakti sama orang tua, nanti tiba-tiba jodoh itu datang sendiri kok, dengan cara yang mungkin kita ga kira dan waktu yang terbaik.

Ibarat tujuan ku dari jogja ke solo mau lewat klaten, ada orang lain juga dari jogja ke solo tapi lewat semarang dulu, agak lama sih tapi nanti kita bias ketemu di solo. Jadi kalo belum ketemu ya anggap aja jodoh kita lagi lewat jalan lain. Jalan lainnya itu mungkin dia lagi ngejar studi atau karirnya, dia lagi perbaiki dirinya, ibadahnya, dia lagi nyelesein masalahnya, dll. Jodoh tu juga rezeki, rezeki itu kita yang jemput, kalo kita jemput dgn cara yang baik, inshaAllah kita dapat dgn org baik, di waktu yang terbaik. Jemputnya adalah dengan cara yang diridhoi Allah.

Nanti kita akan sampai di satu titik, kayak... ehhh hidup ni cari apa sih, cari uang….habis, cari makan enak….kenyang, cari cantik ….tua, cari kerjaan…..capek,cari jabatan…..sementara, cari harapan ke orang …..sakit. Maka carilah Allah, carilah cintaNya, Allah tidak akan pernah mengecewakan kita.

Selamat menjemput cinta.





Sunday 18 March 2018

Merasa Cukup

Sering dengar ga sih kadang kita terbiasa mensyukuri sesuatu karna membandingkan dengan yang lebih buruk. Padahal membandingkan diri dengan kisah/nasib/keadaan orang lain tak akan membuat hidup kita jadi lebih baik, justru menunjukkan ketidakmampuan kita memahami dan menerima diri kita sendiri.

Setiap orang punya garis hidupnya masing-masing kan. Jadi tidak perlu membandingkan hidup kita dengan hidup orang lain hanya untuk bisa bersyukur.

Bersyukur itu bukan karna kita lebih baik dari yang lain tapi bersyukur karna kita menjadi lebih baik dari diri kita yang kemarin.

Dulu kita semua sama. Seorang bayi mungil yang tak tau apa apa, yang tak bisa mengutarakan apa apa, dan yang tak bisa beranjak sendiri kemana mana.

Sekarang ketika telah tumbuh menjadi seorang dewasa yang bebas bergerak dan berkehendak, ada rasa bangga seolah apa yang didapat sekarang adalah jerih payah sendiri, ada rasa "aman" karena memandang hidup kita (masih) lebih baik dari hidup orang lain dan dengan mudahnya kita menjudge diri kita kurang dari banyak segi karena tak bisa mendapatkan apa yang orang lain miliki, kurang mapan, kurang pintar, kurang cantik/ganteng, dan kurang kurang yg lainnya.

Hal tersebutlah yang membuat kita jauh dari rasa syukur dan rasa cukup (qonaah). Bersyukurlah atas kemudahan dan kesulitan dalam hidupmu. Semoga kemudahan tak melalaikanmu, dan kesulitan tak melelahkanmu. Belajarlah merasa cukup karena apa yang di sisi kita sekarang inilah yang terbaik bagi diri kita.

Allah menyebutkan hati nurani setelah pendengaran dan penglihatan agar kita belajar untuk mendengar dan melihat tak hanya secara lahiriah tapi juga melihat dan mendengar setiap tanda tanda kebesaranNya dengan hati kita.

Semoga Allah menjauhkan kita dari sifat sombong dan kufur. Aamiin

Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, agar kamu bersyukur.
QS An Nahl-78

Surabaya, 18 Maret 2018
23:50

Sunday 21 January 2018

Manajemen Stress

Suatu hari pada sebuah komunitas yang sedang saya ikuti, ada suatu project yang mewajibkan tiap anggota mengumpulkan materi tentang manajemen stress. Secara singkat, menurut wikipedia, Manajemen stres adalah kemampuan penggunaan sumber daya (manusia) secara efektif untuk mengatasi gangguan atau kekacauan mental dan emosional yang muncul karena tanggapan (respon). Tujuan dari manajemen stres itu sendiri adalah untuk memperbaiki kualitas hidup individu itu agar menjadi lebih baik.
 
Di tengah kesibukan atau prioritas kita sekarang, tak jarang kita mengalami jatuh bangun sehingga kadang pikiran kita dilanda kejenuhan, kepenatan, yang berujung dengan stress. Sebenernya stress ga selalu berujung buruk asal kita bisa mengenali dan mengendalikannya. Dari beberapa sharing yang pernah saya lakukan, ada beberapa cara yang bisa kita coba untuk menghindari atau mengurangi stress:
 
1.  Berpikir positif
Kita harus mengenali kapan perasaan stress itu datang agar kita bisa ga larut menurutinya. Kita juga bisa mencoba tarik nafas dalam dalam sambil pikirkan dan katakan trs hal positif dalam hati kita lalu hembuskan perlahan. Ulangi sampai perasaan kita sedikit tenang. Setidaknya itu cukup mengurangi emosi kita. Hal tersebut juga bisa kita praktekan setiap bangun pagi supaya kita semangat menjalani hari. Selain itu mendekatkan diri dengan Tuhan bisa jadi self healing saat apapun yang terjadi. Kita bisa melakukan ibadah sesuai keyakinan kita. Kita juga harus selalu bersyukur atas apa yang kita punya sekarang. Percayalah semua itu yang terbaik untuk kita.
 
2. Beri perhatian untuk diri sendiri
Kadang kita terlalu bersikeras demi menyelesaikan sesuatu sampai acuh pada diri sendiri. Padahal kita juga butuh me time lho, jd luangkanlah waktu sejenak untuk melakukan apa yang kita suka misal jalan jalan atau membaca buku, menulis, dsb. Di samping itu biasakan diri kita untuk istirahat yang cukup, makan makanan yang sehat, rajin olahraga, dan banyak minum air putih agar metabolisme tubuh terjaga. Kalau badan kita sehat kita melakukan aktivitas apapun dengan lancar dan fokus.
 
3. Berada di lingkungan yang positif
Sibukkan diri kita dengan kegiatan positif. Tidak ada salahnya daripada jenuh di waktu luang, randomly kita bisa ikut berbagai kegiatan sosial atau join di komunitas sesuai apa yang kita suka. Kita akan banyak mengenal orang dan lingkungan baru sehingga bisa jadi hiburan tersendiri
 
4. Belajar berbagi
Berbagi bisa dalam banyak hal baik berbagi rezeki, berbagi waktu untuk bertemu keluarga, teman-teman,hingga berbagi cerita. Dengan berbagi rezeki kita bisa belajar banyak dari orang orang yang tetap tangguh bertahan meski masalahnya jauh berat dari kita. Dengan berbagi cerita, memang tidak selalu menyelesaikan masalah tapi setidaknya bisa mengurangi beban pikiran kita. Percayalah ada orang yang siap mendengar, membantu, dan selalu ada. Tapi ga semua hal harus kita umumkan di status, postingan ig, dll. Carilah orang yang dipercaya untuk bisa menjadi teman cerita.
 
5. Bijak memanfaatkan teknologi
Kita bisa manfaatkan teknologi dengan mendownload banyak aplikasi tentang manajemen stres. Ada banyak aplikasi misalkan calm, podcast, dst. Kita juga bisa baca buku online untuk kita baca di waktu luang, atau kita menulis jurnal, atau mendengarkan musik atau bahkan mendengarkan ceramah atau melihat video motivator atau tokoh yang jadi idola kita.
 
Ada banyak hal yang bisa kita lakukan tapi semua itu tidak akan ada artinya jika dalam hati kita tidak ada keyakinan untuk melalui semuanya dengan baik. Yakinkanlah dalam diri bahwa kita mampu, kita bisa, kita luar biasa. Karena tidak ada yang bisa mengubah hidup kita selain diri kita sendiri.
 
Semoga kita bisa saling mensupport satu sama lain yaaa <3

Hidup Adalah Seni Menjadi Stranger (Sebuah Perjalanan Mengenal Career Class)

Saat aku udah mulai stuck , biasanya aku akan "berkelana" menjadi stranger. Masuk ke lingkungan yang benar-benar baru, nggak ada t...