Tuesday 16 May 2023

Ke Mana Jiwa Kita Saat Sedang Tidur?

Aku baru tahu kalau sebenarnya setiap hari kita "mati" saat tidur. Mungkin itulah mengapa inti doa sebelum tidur adalah 'dengan nama Allah yang menghidupkan dan mematikan', karena memang di saat kita tidur tersebut Allah sedang menggenggam jiwa kita. Kalau bukan karena kehendak Allah mungkin kita nggak akan bangun lagi.

Oleh karena itu sebelum tidur hendaknya kita sudah menunaikan apa yang menjadi kewajiban kita dan kita tutup dengan dzikir, misalnya setidaknya kita sudah sholat isya lalu sudah berwudhu dan kemudian berdoa.

Kalau kita tahu ada kemungkinan kita nggak akan kembali lagi maka momen sebelum tidur pun bisa dijadikan momen untuk muhasabah apa saja yang sudah kita lakukan seharian. Kita bisa mensyukuri apa saja yang kita lalui hari itu. Sekali-kali kitapun bisa mencoba mengevaluasi diri. Bagaimana sholat kita, sudah tepat waktukah, sudahkah kita membaca Al Qur'an, sudahkah kita bersedekah hari ini? Adakah yang kita sakiti atau rugikan hari ini? Sudah minta maafkah kita? Adakah yang masih menyesakkan dada ini? Sudah memaafkan kah kita?

Memang ada kalanya hari kita terasa berat sehingga kita berharap semua ini hanya mimpi dalam tidur kita. Maka sebelum tidur kita titipkan saja semuanya kepada Allah. Yakinlah bahwa semuanya pasti akan selesai dan terlewati. Tenang. Ada Allah. Kalau jiwa kita saja bisa diambil dan dikembalikan sewaktu-waktu apalagi masalah kita yang tersulit sekalipun. Maka seberat apapun masalah, laluilah dengan cara yang diridhoi Allah dan serahkanlah semuanya kepada Allah. Tidak ada hal yang mudah kecuali yang Allah mudahkan dan hal sulitpun akan menjadi mudah jika Allah menghendakinya untuk menjadi mudah. Dengan keyakinan demikian maka pikiranpun akan lebih rileks, insya Allah tidur pun menjadi berkualitas.

Kemudian apabila setiap pagi kita ternyata masih bisa membuka mata, berarti setiap hari adalah hadiah bagi kita. Hadiah itu bernama waktu dan kesempatan. Ya, ternyata Allah masih memberi kita waktu untuk memperbaiki diri. Tinggal bagaimana kita memanfaatkan semua itu. Jangan takut, malu atau ragu untuk kembali kepada Allah. Tidak ada kata terlambat untuk berubah menjadi lebih baik. 
Semoga kita tergolong orang yang mampu memanfaatkan waktu dan kesempatan dengan sebaik-baiknya. Selamat membuka dan memanfaatkan hadiahmu.

Boalemo, 16 Mei 2023

_____________________________________________
Allah memegang nyawa (seseorang) pada saat kematiannya dan nyawa (seseorang) yang belum mati ketika dia tidur; maka Dia tahan nyawa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia lepaskan nyawa yang lain sampai batas yang ditentukan.Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran) Allah bagi kaum yang berpikir.
-Surat Az-Zumar, Ayat 42

Doa sebelum tidur

بِاسْمِكَ اللهُمَّ أَحْيَا وَأَمُوْتُ

Bismika Allâhumm ahyâ wa amût.

Artinya: Ya Allah! Dengan nama-Mu, aku hidup dan dengan nama-Mu pula aku mati

Doa bangun tidur

الحَمْدُ لِلهِ الًّذِيْ أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُوْرُ

Alhamdulillâhil ladzî ahyânâ ba‘da mâ amâtanâ wa ilaihin nusyûr

Artinya: "Segala puji bagi Allah, Tuhan yang menghidupkan kami setelah Ia mematikan kami. Kepada-Nya lah kebangkitan hari Kiamat."

Saturday 13 May 2023

Bahagia bukan Tujuan

Ternyata Allah tidak menyuruh kita untuk bahagia. Oleh karena itu tidak ada perintah bahwa kita harus bahagia di dalam Al Qur'an. Kenapa gitu yah? Kalau dipikir-pikir memang sulit bagi kita mendefinisikan kebahagiaan. Bahagia mungkin bisa sesederhana dengan minum es teh yang enak saat siang yang panas, mungkin bahagia orang lain harus punya banyak harta dan memiliki jabatan atau bisa juga bahagia itu saat kita memiliki orang yang menyayangi kita, dll. Bahagia memang seluas dan seabstrak itu.

Tapi kalau kita mendefinisikan suatu perasaan "tidak takut" maka apa yang di benak kita adalah perasaan "berani", mungkin juga suatu perasaan "tenang" atau "tidak khawatir". Kemudian apabila kita mendengar kata "tidak bersedih hati" maka apa yang di benak kita adalah suatu perasaan yang sebaliknya yaitu "rasa senang". Jika sedih biasa diikuti dengan tangis maka tidak sedih bisa juga berarti adanya "tawa" atau perasaan "gembira".

Mungkinkah Allah tidak ingin kita bingung atau menghabiskan banyak waktu mencari bahagia yang definisinya sangat luas itu? Oleh karena itu Allah telah memberi tips agar kita tidak takut dan bersedih hati yaitu dengan melakukan hal-hal sebagai berikut:
- Mengikuti petunjuk-Nya
- Beriman kepada Allah
- Beriman kepada hari akhir, berarti mengingat bahwa dunia ini bersifat sementara;
- Senantiasa berbuat kebaikan;
- Berserah diri kepada Allah;
- Berinfaq di jalan Allah dan tidak menyebut-nyebutnya sehingga menyakiti perasaan penerima;
- Mendirikan Sholat;
- Menunaikan zakat;
- Bertakwa kepada Allah;
- Terus berupaya melakukan perbaikan (diri dan sekitarnya).

Ternyata Allah tidak meminta "bahagia" itu menjadi tujuan kita tapi Allah ingin kita mengikuti apa yang Allah ridhoi, sehingga rasa takut dan sedih tidak akan mengikuti kita. Bahkan Allah menceritakan bahwa rasa tidak takut dan tidak sedih adalah perasaan orang yang masuk ke dalam surga sebagaimana dalam Surat Al A'raf ayat 49 yang berisi "Masuklah kamu ke dalam surga! Tidak ada rasa takut pada kamu dan tidak pula kamu akan bersedih hati.”

Kalau demikian, bukankah memiliki perasaan tidak takut dan tidak bersedih hati berarti sebuah kebahagiaan? Maka ikuti saja apa yang diperintahkan Allah maka kebahagiaan tanpa dicari pun akan mengikutimu.

Boalemo, 12 Mei 2023

_____________________________________________
Kami berfirman, “Turunlah kamu semua dari surga! Kemudian jika benar-benar datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa mengikuti petunjuk-Ku, tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.”
-Surat Al-Baqarah, Ayat 38

Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Ṣābi’īn,siapa saja (di antara mereka) yang beriman kepada Allah dan hari akhir, dan melakukan kebajikan, mereka mendapat pahala dari Tuhannya, tidak ada rasa takut pada mereka, dan mereka tidak bersedih hati.
-Surat Al-Baqarah, Ayat 62

Tidak! Barangsiapa yang menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah, dan dia berbuat baik, dia mendapat pahala di sisi Tuhannya dan tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.
-Surat Al-Baqarah, Ayat 112

Orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah, kemudian tidak mengiringi apa yang diinfakkannya itu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.
-Surat Al-Baqarah, Ayat 262

Sungguh, orang-orang yang beriman, mengerjakan kebajikan, melaksanakan salat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.
-Surat Al-Baqarah, Ayat 277

Mereka bergembira dengan karunia yang diberikan Allah kepadanya, dan bergirang hati terhadap orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka,bahwa tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.
-Surat Ali 'Imran, Ayat 170

Para rasul yang Kami utus itu adalah untuk memberi kabar gembira dan memberi peringatan. Barang siapa beriman dan mengadakan perbaikan, maka tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.
-Surat Al-An'am, Ayat 48

Wahai anak cucu Adam! Jika datang kepada kamu rasul-rasul dari kalanganmu sendiri, yang menceritakan ayat-ayat-Ku kepada kamu, maka barang siapa bertakwa dan mengadakan perbaikan, maka tidak ada rasa takut pada mereka, dan mereka tidak bersedih hati.
-Surat Al-A'raf, Ayat 35

Wahai anak cucu Adam! Jika datang kepada kamu rasul-rasul dari kalanganmu sendiri, yang menceritakan ayat-ayat-Ku kepada kamu, maka barang siapa bertakwa dan mengadakan perbaikan, maka tidak ada rasa takut pada mereka, dan mereka tidak bersedih hati.
-Surat Al-A'raf, Ayat 35

Hidup Adalah Seni Menjadi Stranger (Sebuah Perjalanan Mengenal Career Class)

Saat aku udah mulai stuck , biasanya aku akan "berkelana" menjadi stranger. Masuk ke lingkungan yang benar-benar baru, nggak ada t...