Thursday 8 February 2024

Hidup Adalah Seni Menjadi Stranger (Sebuah Perjalanan Mengenal Career Class)

Saat aku udah mulai stuck, biasanya aku akan "berkelana" menjadi stranger. Masuk ke lingkungan yang benar-benar baru, nggak ada temen yang mutualan sama sekali.

Misalnya waktu aku kuliah, aku coba ikut komunitas-komunitas, apalagi di Jogja kan banyak komunitas yah. Aku itu sebenernya sulit buat beradaptasi jadi aku men-challenge diriku sendiri dengan masuk ke lingkungan-lingkungan di mana orang nggak ada yang tahu aku, rasanya menyenangkan ketika kita bisa terhubung tanpa tahu "kamu siapa dan punya apa", tapi kita berteman karena punya kesamaan tujuan di komunitas itu.

Aku pernah coba jadi kakak pendamping dari adik asuh yang mana harus dateng ke tempat adik asuh, cari alamat padahal waktu itu aku ga pinter baca maps, mendampingi perkembangan akademiknya, harus ngobrol sama dia yang pendiam dan ngobrol sama orang tuanya juga padahal aku susah mulai obrolan apalagi harus ngemong dan keep contact waktu itu. Aku belajar gimana membangun komunikasi dengan berbagai macam orang.

Aku pernah coba jadi relawan fotografer di kelas inspirasi. Karena aku tertarik banget sama gerakan itu tapi aku belum bekerja, jadi aku belum bisa jadi pengajar, sumbangsih yang bisa aku berikan sesuai kemampuanku kala itu ya jadi relawan dokumentator. Akhirnya dengan pedenya aku daftar padahal pengalaman foto ya cuma foto-foto buat posting di Instagram atau koleksi pribadi. Tapi ternyata keterima juga dan udah tiga kali ikut. Menyenangkan banget, aku bisa kenal dengan relawan pengajar yang hebat-hebat yang mau meluangkan waktu berbagi inspirasi tentang pekerjaannya.

Dan beberapa komunitas lain yang randomly aku datengin aja gitu.


Setelah aku pikir-pikir, hal demikianlah yang secara ga langsung membentukku berani mengambil keputusan-keputusan besar dalam hidupku. Karena aku merasa selama ini aku banyak mencoba hal baru dan toh semuanya baik-baik aja kok, jadi kenapa harus takut mengambil keputusan. Bismillaah aja.


Ternyata salah satu hal yang harus disyukuri dan dimanfaatkan saat masa muda adalah banyaknya waktu dan kesempatan buat mengeksplor diri.


Nah, berhubung sekarang udah ga (begitu) muda, berkeluarga, dan udah kerja, jadi waktu luang itu ga sebanyak dulu lagi. Apalagi kerjanya bukan di kota besar atau kota yang ramai jadi komunitas di daerah ga begitu banyak. Setiap hari diikuti rutinitas 24/7 yang sama, apalagi aku udah jarang keluar karena "ya.. mau ke mana juga". Kadang sampai di rumah juga masih kepikiran masalah yang sedang ditangani, ditambah masalah sendiri yang kadang membuat overthinking. Selama ditempatkan di sini, ada saat di mana aku melewati masa-masa sulit, seperti perasaan sedih karena jauh dari keluarga, tapi bagaimanapun itulah konsekuensi dari pekerjaan yang dijalani, konsekuensi dari pilihan hidup dalam rumah tangga kami. Suamiku kemudian menyarankan agar aku mengisi waktu dengan kegiatan yang sekiranya aku sukai untuk menghibur diriku saat sendiri. Tahun lalu itulah puncak dimana aku merasa stuck, aku mencari tahu hal apa yang aku sukai, lalu aku teringat masa-masa menjadi "stranger". Kembali muncul kenginan untuk mengeksplor sesuatu yang baru.


Setelah lama mengamati dan mengagumi semangat orang-orang di dalamnya, akhirnya aku memutuskan buat daftar Career Class. Rasanya kayak "aku juga mau punya semangat kayak orang-orang di situ". Niat awal tuh bener-bener untuk belajar, tambah wawasan dan sudut pandang, pengen tahu gimana kalau orang dari berbagai latar belakang jadi satu karena punya keinginan yang sama: self development. Eh ternyata alhamdulillaah dapetnya lebih-lebih dari yang aku kira, padahal baru jalan efektif satu bulan sejak Januari.


Career Class itu seperti komunitas belajar. Sistem belajarnya itu kelas online via zoom tiap weekend selama setahun penuh. Materinya beragam banget dari pengenalan diri yang lebih mendalam, pengembangan karir, pemahaman tentang kesehatan, keuangan, keluarga, dll. Selain materi utama tiap weekend ada juga kelas-kelas bonus lain dan mini club, misal ada mini club bahasa, ada belajar bahasa isyarat, ada tahsin juga, dan ada forum diskusi lainnya. Di sesi deep talk pernah disampaikan kalo inti dari semua kelas Career Class itu ada dua: belajar olah pikir dan belajar olah rasa. Seru banget kan!

Di Career Class, peserta diberi challenge untuk bertemu virtual sama orang yang ga pernah dikenal dan ga pernah terkoneksi dalam hal apapun. Ngobrol 1 on 1 sama temen yang baru dikenal tapi ternyata asik juga yah. Sebenernya seru kalau bisa 1 on 1 lebih banyak lagi. Tapi aku belum bisa lagi karena biasanya waktunya ga cocok soalnya kalo malem aku pasti belajar sama anak-anakku. Tapi semoga tetap ada kesempatan lain buat mengenal lebih banyak teman.

Di Career Class selama bulan Januari ini aku udah belajar tentang gimana berpikir ke akhir dulu alias Start With End, "kita itu sebenernya pengen jadi apa" habis itu baru menyusun step by step, langkah apa yang sekiranya harus kita lakuin untuk menuju ke sana. Semua diuraikan pakai worksheet yang namanya Individual Development Plan (IDP). Ini mind blowing banget sih. Walaupun awalnya IDP ku terlalu banyak dan rinci tapi sejak saat aku bikin itu aku jadi punya bayangan, aku kerja itu harus semaksimal apa. Ternyata banyak hal dalam pekerjaan ini yang bisa aku dalami lagi. Setelah 1 on 1 dengan buddy, aku jadi dapat gambaran yang lebih mendalam apa tujuan yang ingin aku capai selama ikut Career Class. Aku diajak memilah satu per satu, akhirnya aku jadi bisa memetakan apa keinginanku dalam proses belajar ini.

(btw di Career Class masing-masing peserta punya buddy untuk diskusi jadi kayak ngejaga supaya peserta tuh jangan sampai selesai ikut career class bakal jadi orang yang sama, tanpa ada perubahan) 

Selain itu aku jadi punya kemauan untuk olahraga. Aku menyebutnya "keajaiban dunia Bangkit" soalnya aku tahu aku itu semager apa 😭🙏 Aku udah beberapa kali jalan 5 km setiap libur. Suamiku pun terkejoed terheran-heran 🤭

Hal lain yang aku rasakan adalah aku ngerasa kalau ada waktu luang aku harus belajar, kayak ulang materi atau belajar sesuai IDP aku. Aku ga mau menyia-nyiakan waktu.


Ini baru sebulan aja aku merasa ada banyak hal berubah dari diriku. Huhuuu ga sabar setahun penuh akan menjadi seperti apa aku. Ga sabar melihat perubahan diriku. Sesuai tujuan belajarku: Sense of progressing. Selanjutnya di blog ini nanti aku ingin cerita perjalananku belajar bersama Career Class. Semoga bisa melewati semuanya.


Aku jadi ingat temanku pernah bilang:

"Dalam kenyamanan tidak ada kemajuan, jadi kalau aku ingin melangkah maju, sudah pasti akan tidak nyaman."


Dan aku berkesimpulan:

Hidup itu seni menjadi stranger. Semakin kita mau beranjak ke sesuatu yang belum pernah kita alami sebelumnya, di situlah kita bertumbuh.


Terima kasih Mas Gun, Kak Alia dan segenap tim yang udah membangun Career Class sebagai rumah bertumbuh bagi banyak orang. Terima kasih juga teman-teman tumbuhku, sesama Career Class 2024. Di sini, ketidaknyamanan dalam suatu perubahan pun bisa terasa begitu menyenangkan. Semangat bertumbuh 🌱


Boalemo, 9 Februari 2024

Hidup Adalah Seni Menjadi Stranger (Sebuah Perjalanan Mengenal Career Class)

Saat aku udah mulai stuck , biasanya aku akan "berkelana" menjadi stranger. Masuk ke lingkungan yang benar-benar baru, nggak ada t...