Monday 19 June 2017

Kenapa ya

Kenapa ya perihal perasaan cinta begitu mengaduk dan menguasai sebagian besar kepala kita. Entah perihal jatuh cinta, cinta dalam hati, bertepuk sebelah tangan, diputusin, diselingkuhin, dll. Tapi ya namanya perasaan, kita gabisa sih memaksakan orang lain untuk tidak memikirkan atau membesarkannya seolah hidup ini hampa tanpa cinta darinya, padahal masih banyak lho orang yang sayang kita.

Maksudku, ayo dong, semakin hari kita semakin dewasa lho dan waktu kita makin berkurang. Ada begitu banyak hal yang juga harus kita perhatikan daripada sekedar meratapi status jomblo. Jodoh kita udah ada dan pasti kok, bahkan jauh sebelum kita lahir di dunia.

Kenapa kita ga memenuhi pikiran kita dengan segala hal di sekitar kita yang harus diperhatikan dan butuh aksi nyata dari kita.

Gimana nasib orang di sekitar kita yang kurang mendapat akses pendidikan, gimana orang di sekitar kita tidur berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya, kita bisa bantu apa ya

sepuluh hari terakhir ramadhan apa yang sudah kita lakukan ya, banyak banget buka bersama fancy yang harus didatengin nih,

siapa aja sih nabi rasul kita, siapa aja sih sahabat nabi yang dijamin masuk surga, kayanya kita lebih hafal aktor korea, artis hollywood, atau personil boyband deh daripada nabi dan sahabatnya, emang amalannya apa ya kok bisa dijamin masuk surga,

kuliah, skripsi kita bagaimana ya kabarnya, padahal teman teman yang lain bisa lho kenapa kita enggak ya, jangan jangan ada yang salah nih sama diri kita

teman kita yang lama tidak pernah kita sapa, ada di mana ya sekarang, bapak ibu sekarang lagi apa ya, kakak adek sekarang lagi suka apa ya, kapan ya terakhir ngobrol

waktu lihat tv kok ada operasi tangkap tangan KPK, siapa sih yang ditangkap, apa ya kasusnya,

kok sekarang dimana mana teriak intoleran, emang kenapa sih kok tiba tiba semua panik, akar masalahnya apa ya, jangan jangan kita cuma ikut ikut cinta Pancasila teriak toleransi, tapi melihat keyakinan orang lain untuk berpakaian aja kita memandang sebelah mata,

kenapa ya kalo buka hp ngelihat berita artis kita ketawa sendiri bacain komennya, kita heran sama orang yang komen seenaknya,nyinyir sekenanya, haha kenapa sih orang orang ini ngurusin hidup orang lain, tapi ga sadar kita menikmati dan terus cari berita yang serupa, kenapa ya kita

terus pas buka youtube ada siaran ulang, ada anak 8 tahun yang hafal 30 juz Alquran, hafalan kita sampai mana ya, kapan terakhir kita baca alquran,..

ada video orang ga punya tangan kaki,atau ga bisa melihat, sampai susah payah untuk datang ke masjid, pas azan kita ngapain ya,

kenapa hati kita ga tergerak ya…

Banyak hal yang harus lebih kita perhatikan, tapi kita sibuk dengan urusan kita sendiri. Kita sibuk menangisi kisah percintaan kita yang bahkan udah dijamin sama Allah endingnya. Sedangkan “ending” hidup kita, karya kita, manfaat apa yang bisa kita tinggalkan, itu ga dijamin sama Allah. Kita yang harus bergerak dan berubah.

Sekali kali mungkin kita perlu membuka mata hati telinga kita dan bertanya dalam hati, kenapa ya, aku harus melakukan apa ya untuk ikut memperbaiki semuanya….

Tidak bermaksud menggurui, hanya mengajak untuk merenungi

Yogyakarta,
20 Juni 2017

Monday 5 June 2017

Titik Buta

tidak semua broadcast membosankan untuk dibaca. seperti salah satu yang entah siapa dulu pertama kali menulisnya, menurut saya ini adalah penggambaran sederhana namun menarik tentang "nasihat". terima kasih untuk siapapun pertama kali yang memantik untuk menuliskannya.barusan saya tidak sengaja menemukannya di notes hp saya dan telah saya tambahkan beberapa bagian. semoga yang singkat ini bisa bermanfaat.

semua atlet memiliki pelatih. padahal jika antara pelatih dan atletnya disuruh bertanding, belum tentu pelatihnya akan menang.

mungkin kita bertanya-tanya, mengapa seorang atlet butuh pelatih kalau bisa saja justru ia yang akan menang melawan pelatihnya?

ketahuilah bahwa seorang atlet butuh pelatih bukan karena pelatihnya lebih hebat, tapi karena ia membutuhkan seseorang untuk mengingatkan, mendorong, memotivasi, mengkoreksi, dan melihat hal-hal yang “tidak dapat dia lihat sendiri".

hal yang tidak dapat kita lihat dengan mata sendiri itu yg disebut “blind spot” atau “titik buta”. kita hanya bisa melihat “blind spot” dengan bantuan orang lain.

dalam hidup, kita butuh orang-orang untuk mengawal kehidupan kita, sekaligus untuk mengingatkan kita seandainya prioritas hidup kita mulai bergeser.

kita butuh orang lain yang
- menasihati,
- mengingatkan, bahkan
- menegur jika kita mulai melakukan sesuatu hal yg keliru, yg mungkin tidak kita sadari.

kita butuh kerendahan hati untuk
- menerima kritikan,
- menerima nasihat, dan
- menerima teguran
karena hal itulah yang justru menyelamatkan kita.

kita bukan manusia sempurna.
jadi, biarkan orang lain menjadi “mata” di area blind spot kita, sehingga kita bisa melihat apa yang tidak bisa kita lihat dgn pandangan kita sendiri.

maka bersyukurlah jika masih ada yang mau repot repot menegur atau menasihati kita, itu berarti mereka masih peduli dan ingin kita berubah menjadi lebih baik.

begitupun, tak perlu resah jika ada orang yang mengatakan dalam diri kita ada sesuatu yang salah. berbesar hatilah. bukankah hal itu bisa jadi bahan kita untuk bermuhasabah?

dan yang tidak boleh dilupakan, sudah pasti seorang pelatih akan mengingatkan atletnya dengan tujuan kebaikan, bukan dengan tujuan untuk menjatuhkan. maka di kala kita sedang berperan menjadi "pelatih" bagi orang lain maka sampaikanlah dengan cara yang baik.

mari saling menasihati (dengan baik) di dalam kebaikan ☺

Orang-orang yang bertakwa tidak ada tanggung jawab sedikit pun atas (dosa-dosa) mereka; tetapi (berkewajiban) mengingatkan agar mereka (juga) bertakwa.
(QS Al-An'am: 69)

Serulah (manusia) kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Rabb-mu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.(QS An-Nahl: 125)

Dan dia termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang. (al-Balad: 17)

Berilah nasihat kepadaku ketika aku sendiri, dan jauhilah memberikan nasihat di tengah-tengah keramaian. karena nasihat di tengah-tengah manusia itu termasuk satu jenis pelecehan yang aku tidak suka mendengarkannya. jika engkau menyelisihi dan menolak saranku
maka janganlah engkau marah jika kata-katamu tidak aku turuti
-Imam Syafii-

Hidup Adalah Seni Menjadi Stranger (Sebuah Perjalanan Mengenal Career Class)

Saat aku udah mulai stuck , biasanya aku akan "berkelana" menjadi stranger. Masuk ke lingkungan yang benar-benar baru, nggak ada t...