Thursday 3 May 2018

100% dalam Rumah Tangga

Suatu hari di grup whatsapp dalam circleku, seseorang mengeluhkan kehidupan pernikahannya yang selalu terulang masalah yang sama. Dia bertanya-tanya kenapa ya hal itu ga pernah terselesaikan, seakan menyita waktu dan pikirannya. Kenapa pasangannya tak mau memahami dirinya.

---------------
---------------

Dalam memandang hal tersebut, aku berpikir bahwa kadang kita harus merubah cara pandang kita terhadap sesuatu agar masalah yang ada bukan memperburuk keadaan diri kita, tapi malah menjadi fase kita berproses menjadi seseorang yang lebih baik.

Kalo kata ustadz , setiap orang hidup pasti punya cobaan, cobaannya beda beda, ada yang dicoba di hubungan sama orang tuanya, hubungan sama saudaranya, ada yang dicoba di hubungan sama suami/istrinya, ada yang dicoba di jodohnya, kesehatannya, karirnya, sekolahnya, lingkungannya, dll. Dan biasanya cobaannya itu di hal yang paling dia cinta dan dia jaga. Maryam yang sangat menjaga kesuciannya dicoba dengan tiba-tiba punya anak tanpa suami, Ibrahim yang menanti anak lama dicoba dengan diperintahkan menyembelih anaknya,. Insya Allah pasti ada jalan kalo kita semakin mendekat ke Allah.

Nah, kalau ada masalah yang ga berhenti berhenti dalam pernikahan, mungkin saja Allah menguji karena hal itu yang paling dijaga sepenuh hati dibanding masalah lainnya. Mungkin sedang diuji karena kurangnya komunikasi. Aku belum punya pengalaman banyak dalam pernikahan jadi aku ga tau juga sih, tapi katanya di buku yang pernah aku baca, dalam suatu hubungan suami istri itu porsi saling "memberi" ga selalu 50:50. Kadang karena suatu hal, A baru bisa memberi 30% maka B hrs memberi 70%. Dan sebaliknya mungkin karena suatu hal, kadang B hanya mampu memberi 40% maka A hrs memberi 60%. Tapi yang penting kasih sayang di dalamnya selalu 100%.

Menerima kelebihan seseorang itu biasa, yang luar biasa itu kalau kita bisa menerima kekurangan seseorang. Jangan karena kekurangan satu hal menutup banyak kebaikan lain yang selalu diberikan buat kita. Yang penting kita saling membuka hati buat memaafkan dan saling berbesar hati untuk minta maaf. 

Pokoknya yang penting kita smua harus ada usaha untuk memperbaiki dan jadi lebih baik. Harus sabar dan selalu bersyukur. Semoga Allah memberikan kita semua keluarga yang sakinah mawaddah warahmah. Bersama sampai di jannah. Aamiin.

No comments:

Post a Comment

Hidup Adalah Seni Menjadi Stranger (Sebuah Perjalanan Mengenal Career Class)

Saat aku udah mulai stuck , biasanya aku akan "berkelana" menjadi stranger. Masuk ke lingkungan yang benar-benar baru, nggak ada t...