Friday, 8 August 2025

Pemimpin yang Melihat dan Menghargai

Saat itu saya menghadap Ketua untuk membahas perihal surat tugas sekaligus menyampaikan terima kasih dan maaf atas segala interaksi selama kami bekerja bersama.

Kesan-kesan yang beliau sampaikan membuat saya merasa memiliki pemimpin yang melihat dan menghargai, sedangkan pesan-pesan yang beliau sampaikan akan saya bagikan juga di sini:

1. Tegas Itu Tidak Harus Konfrontatif

“Tetaplah bersikap tegas, sikap tegas yang tidak harus konfrontatif.”

Ketegasan yang tidak konfrontatif bisa menjadi jembatan. Sikap tersebut membantu pimpinan mengambil keputusan karena menciptakan ruang diskusi yang sehat, bukan penuh ketegangan.

Ternyata, ketegasan tidak harus disampaikan dengan berteriak, ketegasan juga bisa disampaikan dengan tenang tanpa mencederai.

2. Genggam Erat Orang-orang Baik


“Kalau bertemu orang yang menurutmu baik dan nilai dirinya sejalan denganmu, genggamlah erat hubungan itu. Karena belum tentu kamu akan bertemu lagi orang seperti itu.”

Kita sering menganggap rekan kerja hanya bagian dari sistem. Tapi pesan ini mengingatkan saya bahwa di balik struktur, ada manusia. Ada hubungan yang, jika dijaga dengan tulus, bisa menjadi kekuatan yang tak tergantikan.

Relasi yang sehat bukan hanya memperlancar kerja, tapi juga memperkuat dalam menjalani hari-hari kerja yang melelahkan. Apabila kita bisa menemukan orang yang kita nilai baik dan sejalan, apalagi yang bisa kita jadikan contoh, itu adalah hubungan yang patut kita jaga dengan baik.

3. Integritas tidak boleh membuat seseorang menjadi jumawa

“Integritas tidak terjadi dalam satu malam. Ia adalah buah dari konsistensi. Tapi kalau kita mampu menjaganya, jangan sampai menjadikan kita jumawa. Tetap berbuat baik pada siapapun, siapa tahu kelembutan atau kebaikan kita bisa membuka hati orang lain yang berjalan bersama kita.”

Integritas sering dipandang sebagai sesuatu yang besar, tapi sesungguhnya, ia dibangun dari keputusan-keputusan kecil yang jujur, bahkan saat tidak ada yang melihat. Dan ketika orang mulai dikenal karena integritas, di situlah godaan baru muncul: merasa lebih baik dari orang lain. Oleh karena itu Pak Ketua mengingatkan untuk tetap rendah hati, tetap manusiawi, tetap berbuat baik pada siapapun.

Kita tidak pernah tahu apa yang dialami orang lain, bisa saja orang yang kita anggap kurang baik suatu saat menjadi jauh lebih baik dari kita. Maka kita harus menjaga hati agar tidak merasa lebih besar atau merasa lebih baik daripada orang lain.

...

Tiga pesan itu menjadi bekal untuk melangkah. Ternyata langkah saya bukan untuk meninggalkan, tapi "berangkat" untuk tujuan yang lebih besar.

Terima kasih, Pak Ketua, Bapak Jayadi Husain, S.H., M.H. Terima kasih telah melihat bukan hanya apa yang saya atau rekan saya kerjakan, tapi juga menghargai siapa kami saat menjalaninya. Semoga setiap kebaikan yang Bapak tinggalkan menjadi amal yang tidak terputus.

Surat tugas sudah dijalankan, dan saat ini saya telah berpindah tugas, tapi warisan nilai dari kepemimpinan Bapak akan terus saya bawa, ke manapun kaki ini melangkah.

Berangkat dari Tilamuta
Agustus 2025

No comments:

Post a Comment

Mensyukuri yang Ada Sebelum Mengharap yang Belum Ada

Jika satu saja dari nikmat kecilku hilang besok, yang mana akan paling kurindukan dan bagaimana aku bisa menghargainya hari ini? Kita sering...