Sunday 31 October 2021

Yogyakarta(ku)

Tahun 2010 adalah saat pertama kali saya pergi ke Yogyakarta bersama teman-teman untuk ujian mandiri di sebuah kampus di sana. Sehari sebelum ujian tulis, teman saya mengajak keliling di sekitar kampus. Bagi saya Yogyakarta itu seperti ada magnetnya. Melihat suasana kampus di sana dalam hati terbersit "suatu saat kayaknya aku bakal tinggal lama deh di sini tapi nggak tau untuk apa". Terpikir begitu saja. Bagi saya pikiran itu hanyalah angin lalu. Ujian tulis berlalu dan ya, sudah bisa ditebak hasilnya bahwa saya tidak lulus. Haha.

Ternyata Allah punya rencana lain. Saya tetap bisa ke Yogyakarta untuk menempuh studi. Tapi melalui ujian SNMPTN, bukan melalui ujian mandiri. Bukan di Fakultas Kedokteran seperti awalnya tetapi di Fakultas Hukum. Plot twist. Benar-benar di luar dugaan saya. Kemudian saya pun tinggal di sana selama hampir 7 tahun. 7 tahun yang penuh suka duka jatuh bangun tawa dan tangis. Dari tangis kecewa sampai tangis bahagia ada di sana. 

Sekarang saya sudah meninggalkan Yogyakarta pindah dari satu pulau ke pulau yang lain. Maka tidak heran saat saya jauh dari Yogyakarta, rasanya seperti ada yang kurang. Kalau kata Anang, separuh jiwaku pergi ~~ Rasanya saya rindu sekali dengan kota itu. Rindu kulinernya, jalan-jalannya, suasananya, pokoknya semua hal di sana memorable sekali. 

Hingga akhirnya pernah suatu hari saya sengaja meluangkan waktu libur seharian khusus untuk datang lagi ke Yogyakarta. Saya pergi ke tempat makan dan tempat jalan yang dulu sering saya kunjungi ketika masih tinggal di sana. Tapi ketika saya makan seperti ada yang kurang, ketika saya menikmati jalanan Yogyakarta, seperti ada yang kurang.

Setelah itu barulah saya tersadar bahwa ternyata saya tidak sekedar rindu dengan Yogyakarta. Lebih dari itu. Saya rindu dengan momen-momen kebersamaan bersama teman-teman. Meskipun hanya bercanda saat di perjalanan, bosannya kami ketika harus menunggu teman yang telat datang, bingungnya kami hanya untuk menentukan mau makan di mana, randomnya kami tiba-tiba pergi ke mana, ataupun sekedar candaan atau celotehan ketika kami bersama, atau momen-momen ketika kami saling menghibur dan saling menguatkan.

Kalaupun waktu bisa dibeli, sepertinya saya tidak akan mampu membelinya karena semua momen-momen itu sangat mahal dan berharga.

Hargailah setiap momen yang kita lalui saat ini, karena mungkin suatu hari nanti kita akan merindukan hari ini. Karena kembali ke tempat yang sama belum tentu akan memberi kita rasa yang sama.

Terima kasih untuk semuanya yang sudah membuat saya merasakan makna "Jogja yang Berhati Nyaman".

Terima kasih Yogyakarta. Tempat 'tuk mengejar cita, menemukan cinta, dan meninggalkan banyak cerita.

Jauh dari Yogyakarta, 31 Oktober 2021

"..Terbawa lagi langkahku ke sana, mantra apa entah yang istimewa.. Ku percaya selalu ada sesuatu di Jogja.." (Sesuatu di Jogja - Adhitia Sofyan)

No comments:

Post a Comment

Hidup Adalah Seni Menjadi Stranger (Sebuah Perjalanan Mengenal Career Class)

Saat aku udah mulai stuck , biasanya aku akan "berkelana" menjadi stranger. Masuk ke lingkungan yang benar-benar baru, nggak ada t...