Sunday 7 May 2017

A picture to remember

Setelah sekian lama tidak datang di rumah solo, saya berkesempatan untuk mampir sebentar.  Selalu ada perasaan yang berbeda ketika saya menginjak rumah itu. Sejak kecil sampai SMA, saya tinggal di rumah itu. 18 tahun kenangan saya ada di rumah itu. Kenangan sejak saya kecil, beranjak remaja, juga belajar menuju dewasa.

Mengingat jarang sekali saya bisa istirahat di rumah solo, saya teringat bahwa saya menyimpan banyak album foto di lemari kamar. Sayangnya kamar itu sudah jadi gudang. Karena itu sesuatu yang menurut saya berharga, saya rela sedikit membongkar kamar untuk mengambil album album foto itu. Alhamdulillah masih ada di tempat terakhir kali saya meletakkannya. hihi tumben ingatan saya benar.

Melihat album foto, membuat saya kembali teringat masa masa dulu. Sebuah album foto yang benar benar mengaduk perasaan saya secara tibatiba adalah album foto ulang tahun saya ke delapan. Bahkan saya hampir lupa bahwa saya pernah merayakan ulang tahun. Ada sebuah foto di mana saya didampingi mama ketika meniup lilin, memotong kue, dan memberikan kue pertama.

Bukan kenangan haru biasa yang saya rasakan, bukan ulang tahun itu yang saya rindukan, tapi ketika saya melihat bahwa saat itu adalah ulang tahun saya yang ke delapan. Ternyata di saat itulah saat saat saya bisa menghabiskan banyak waktu dengan mama. Saya teringat di usia saya yang ke sembilan saya bertemu mama di klaten. Berarti memang saat itulah masa terakhir saya tinggal bersama mama..

Tidak tinggalnya saya dengan mama, bukan karena masalah keluarga atau apa, tetapi karena mama untuk suatu hal harus bekerja dan tinggal di klaten. Saya masih kecil di saat itu untuk bisa memahami itu. Yang saya tahu, sejak mama tidak tinggal bersama saya, hari hari saya berubah drastis.

Tidak ada yang setiap malam selalu menjaga tidur saya. Tidak ada yang saya lihat senyum di kejauhan untuk menjemput saya sekolah. Tidak ada yang menemani saya mengerjakan PR sambil nonton tv sepulang sekolah. Tidak ada yang selalu mengingatkan saya mengucap bismillaah sebelum makan. Tidak ada mama di setiap pagi saya membuka mata. Tidak ada mama yang mengambil rapor sekolah saya seperti teman teman yang lain. Tidak ada yang memberi paraf setiap saya selesai ujian. Tidak ada yang ingin saya tunjukan bahwa hari ini saya mendapat nilai sempurna dalam hafalan perkalian atau ujian mencongak kala itu.

Saya ingat, di buku harian saya SD, tiap akhir cerita saya selalu bilang bahwa saya kangen mama :"")

Meski demikian, tengah malam kadang mama datang, jam 12 malam, dan pergi lagi paginya setelah subuh. Setiap ada waktu luang mama selalu menyempatkan diri pulang ke solo. Perjalanan malam sendiri sudah jadi hal biasa bagi mama. Dulu saya masih kecil, yang saya tahu, ketika saya kangen mama, saya merengek ingin mama ada saat itu juga, saya tidak tahu bahwa ternyata itu perjalanan yang tidak mudah bagi mama. Maafkan saya ya ma...

Tidak lama kemudian, bukan hanya mama, Bapak juga pindah ke Klaten karena tugas nya berpindah di Klaten. Praktis, sejak saat itu saya tinggal dengan kakak kakak saya. Mas bambang sudah kuliah, Mas Adi di bangku SMA, Mbak Antik di bangku SMP. Namun itu pun juga tidak bertahan lama karena beberapa tahun kemudian, Mas bambang menikah dan tinggal di Klaten, Mas Adi kuliah di Bandung, jadi tinggallah saya dan Mbak Antik di rumah itu.

Sejak saya SMP, saya jarang bertemu dengan orang tua saya. Mungkin karena saya sudah mulai terbiasa, dan orang tua saya juga sedang banyak hal yang harus diselesaikan.

Semasa itu hingga lulus SMA, frekuensi pertemuan saya dan orang tua tidak sesering saat ini. Saat ini tiap akhir minggu inshaallah kami bisa bertemu, sedangkan dulu, orang tua saya mungkin pulang sekitar sebulan sekali. Jadi saya tidak peduli ketika banyak yang mengatakan saya manja karena tiap akhir minggu saya menyempatkan untuk pulang berkumpul bersama orang tua. Bagi teman teman saya, berkumpul bersama orangtua, bersama keluarga, mungkin sudah mereka rasakan di sebagian besar hidupnya. Tapi saya tidak, momen bersama meski sebentar adalah hal yang sangat berharga bagi saya. Saya ingin merasakan hal yang jarang saya rasakan, hal yang dulu begitu saya rindukan. Berkumpul lengkap dengan orang tua saya.

Begitu banyak hal dan pelajaran yang saya dapatkan atas perjalanan hidup saya. Terkadang kita melihat sesuatu itu buruk padahal itu amat baik bagi kita dan terkadang kita menganggap sesuatu itu baik padahal itu tak baik bagi kita. Allah Mahatahu, sedangkan kita tidak mengetahui. Mungkin awalnya kita selalu menyesal kenapa harus begini kenapa tidak begitu, dsb. Padahal kita tidak akan menjadi pribadi kita yang sekarang tanpa melewati itu semua. Ternyata kuatnya kita karena pernah rapuh dan bangkitnya kita karena pernah jatuh. Lesson learned.

Rindu kala Sewindu
Klaten, 7 Mei 2017






Lembaran foto hitam putih
Aku coba ingat lagi wangi rumah di sore itu
Kue cokelat balon warna-warni
Pesta hari ulang tahunku

Di mana pun kalian berada
Kukirimkan terima kasih
Untuk warna dalam hidupku dan banyak
kenangan indah
Kau melukis aku

Lembar monokrom hitam putih
Aku coba ingat warna demi warna di hidupku
Tak akan kumengenal cinta
Bila bukan karena hati baikmu

Tulus-Monokrom

No comments:

Post a Comment

Hidup Adalah Seni Menjadi Stranger (Sebuah Perjalanan Mengenal Career Class)

Saat aku udah mulai stuck , biasanya aku akan "berkelana" menjadi stranger. Masuk ke lingkungan yang benar-benar baru, nggak ada t...