Monday, 20 October 2025

Mensyukuri yang Ada Sebelum Mengharap yang Belum Ada

Jika satu saja dari nikmat kecilku hilang besok, yang mana akan paling kurindukan dan bagaimana aku bisa menghargainya hari ini?

Kita sering membayangkan kehilangan dalam bentuk besar: kehilangan pekerjaan, kehilangan orang tercinta, atau kehilangan kesehatan. Tapi sering kali, yang hilang terlebih dahulu justru hal-hal kecil yang dulu terasa terlalu biasa untuk disyukuri:

Aroma kopi pagi.

Suara adzan dari kejauhan.

Udara hangat yang menyapa kulit saat matahari baru terbit.

Tawa anak yang pecah tiba-tiba di ruang tamu.

Saat semuanya berjalan baik, hal-hal itu seperti latar belakang hidup yang tidak kita sadari. Kita menamainya “biasa saja”. Tapi ketika hari-hari berubah, ketika sakit datang, ketika jarak memisahkan, ketika rutinitas tak lagi sama, barulah kita sadar betapa berartinya hal-hal kecil yang dulu kita abaikan. Saat itulah, dari dalam hati yang kosong, muncul bisikan lirih: “Andai dulu aku lebih memperhatikan.”

Menghargai nikmat bukan sekadar mengucapkan syukur, tapi menyadari keberadaannya sebelum ia pergi.

Berhenti sejenak dan biarkan rasa terima kasih memenuhi ruang yang sebelumnya diisi oleh kebiasaan.

Menggenggam tangan anak dan merasakan hangatnya, bukan hanya sebagai rutinitas, tapi sebagai mukjizat kecil.

Mengucap alhamdulillah untuk air yang bisa diminum, atap yang meneduhkan, dan jantung yang masih berdetak.

Kadang kita berpikir rasa syukur harus tampak besar, lewat ucapan, tulisan, atau perayaan. Tapi kita sering lupa bentuk syukur yang selanjutnya yaitu:

cara kita memperlakukan apa yang sudah kita miliki,

Coba bayangkan jika satu saja nikmat kecil itu hilang besok: pendengaran, ketenangan, langkah yang ringan, atau teman yang setia betapa kosong rasanya hari-hari kita.

Dan jika hari ini kita sudah bisa membayangkan kekosongan itu, maka hargailah setiap hal dan setiap momen dalam hidup kita.

Bukan dengan rasa takut kehilangan, tapi dengan kesadaran bahwa keberadaan itu semua saja sudah merupakan kasih sayang-Nya. Bukankah jika seluruh air laut menjadi tinta tetap tak akan cukup untuk menuliskan betapa banyaknya nikmat Allah kepada hamba-Nya?

Sebab keberkahan tidak selalu ada pada hal besar, tetapi juga pada kemampuan hati untuk memperhatikan hal kecil.

Dengan hati yang mampu melihat dan mensyukuri yang ada, maka kita akan selalu merasa kaya tanpa harus menunggu terpenuhi ini dan itu. Maka syukurilah segalanya sebelum diri menuntut segalanya.

Minahasa Utara, 20 Oktober 2025

No comments:

Post a Comment

Mensyukuri yang Ada Sebelum Mengharap yang Belum Ada

Jika satu saja dari nikmat kecilku hilang besok, yang mana akan paling kurindukan dan bagaimana aku bisa menghargainya hari ini? Kita sering...